Banjarnegara, Panjimas – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman meresmikan Hebi Farm – kandang terintegrasi untuk kambing perah di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Wanayasa, Banjarnegara.
Agenda peresmian tersebut dibarengkan dengan Pengajian Ahad Wage Pagi Keluarga Besar Persyarikatan Muhammadiyah Banjarnegara pada (2/7). Acara tersebut diselenggarakan di kompleks MBS Wanayasa diikuti oleh seluruh jamaah yang hadir dari berbagai daerah di Banjarnegara.
Hadir juga dalam kesempatan tersebut Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Mursidi, Perwakilan Lazismu, serta Perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
M. Nurul Yamin dalam sambutannya mengatakan bahwa Hebi Farm ini merupakan bentuk dari kolaborasi dan sinergi untuk kemajuan umat dan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, oleh karena itu sinergi dan kolaborasi menjadi kunci berhasilnya pemberdayaan.
Terkait dengan Hebi Farm untuk kambing perah, Yamin berharap ini bukan hanya berdampak pada sisi ekonomi saja, tetapi juga pada pencerdasan dan kesehatan putra-putri penerus bangsa. Namun demikian, dalam motif ekonomi pada susu kambing ini memiliki peluang yang besar.
“Sehingga ini menjadi peluang untuk pemberdayaan masyarakat yang sangat prospektif. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, terpenuhinya kebutuhan susu kambing ini baru sekitar 20 sampai 30 persen,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Mursidi menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Muhammadiyah yang telah memberikan kesempatan ke BI untuk berkolaborasi memajukan ekonomi umat dan masyarakat secara luas.
“Ini sebagai kegiatan percontohan yang semoga bermanfaat yaitu Hebi Farm, mudah-mudahan ini ke depannya bisa semakin berkembang, bisa memberikan manfaat dan tentu amal jariyah.” Harap Mursidi.
Pemberdayaan peternak kambing perah, kata dr. Agus Taufiqurrahman, merupakan usaha Muhammadiyah untuk menjalankan perintah Agama Islam yaitu melahirkan generasi yang kuat fisik dan imannya. Sehingga, kegiatan pemberdayaan bukan semata hanya berdimensi dunia, tetapi juga memiliki dimensi akhirat.