Mekkah, Panjimas – Sebanyak 129 jemaah haji lansia dan disabilitas yang menjalani program safari wukuf hari ini kembali ke hotel asalnya. Mereka bergabung lagi dengan para jemaah dalam kelompok terbangnya (kloter) masing-masing.
Selama fase puncak haji, para jemaah lansia dan disabilitas yang disafariwukufkan ini tinggal di lima hotel pada empat wilayah, yaitu: Syisyah (2), Jarwal, Misfalah, dan Raudhah. Mereka mendapat pendampingan dari dokter dan perawat yang tergabung dalam tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), tim pembimbing ibadah, dan petugas layanan lansia.
“Alhamdulillah, hari ini kita kembalikan jemaah lansia dan disabilitas yang mengikuti safari wukuf ke hotel mereka masing-masing. Total ada 129 jemaah,” terang Kepala Bidang Layanan Lansia Slamet Sodali usai melepas keberangkatan bus yang membawa jemaah lansia di Syisah, Sabtu (1/7/2023).
“Mereka sudah menjalani safari wukuf. Lontar jamrah sudah diwakilkan. Adapun untuk Tawaf Ifadlahnya akan diselesaikan oleh petugas kloter masing-masing,” sambungnya.
Menurut Slamet, peserta safari wukuf lansia dan disabilitas ini adalah jemaah dengan kondisi kesehatan yang perlu perhatian khusus. Mereka umumnya membutuhkan bantuan dalam memenuhi keperluan pribadi, mulai dari makan, mandi, dan lainnya.
“Di awal saat kami ambil untuk ditempatkan di hotel transit selama puncak haji, banyak di anara mereka yang depresi dan sulit berkomunikasi. Alhamdulillah, setelah proses perawatan dokter PKP3JH, pemberian bimbingan ibadah, pendampingan layanan lansia, kita melihat sekarang saat akan kembali ke kloternya, mereka sudah bisa diajak komunikasi dan terus tersenyum,” sebut Slamet.
Untuk tahap berikutnya, kata Slamet, jemaah haji yang disafariwukufkan ini sedang diupayakan untuk bisa lebih awal kembali ke Tanah Air (tanazul). Tahap ini dilakukan antara lain dalam rangka menjaga kondisi kesehatan mereka.
“Kami sedang upayakan, semoga nantinya mereka bisa menggunakan seat pesawat yang kosong,” jelasnya.
Dokter Leksmana Arry C dari Tim PKP3JH tampak haru dan menangis saat melepas keberangkatan para lansia yang sudah dia anggap sebagai keluarganya. Enam hari bersama pada jemaah lansia dan disabilitas, memberi kesan tersendiri baginya.
“Jemaah berkebutuhan khusus ini datang dengan kondisi kesehatan yang tidak ideal. Alhamdulillah setelah diajak bicara dan didampingi, kita ajak senam pagi bersama, ibadah bersama, berjemur pagi, timbul proses sosialisasi di antara mereka. Alhamdulillah, petugas kompak melayani jemaah lansia dan disabilitas. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan sesuai ekspektasi,” harapnya dengan mata berkaca.
Hal senada disampaikan Pembimbing Ibadah di Hotel 409, Khalilurrahman. Kehadirannya bergabung dalam tim safari wukuf untuk bersama-sama berusaha memberikan layanan agar jemaah lansia dan disabilitas ini bisa menuntaskan ibadahnya dan juga terjaga kesehatannya.
“Untuk ibadah, kita bergantian melakukan hal yang bisa diwakilkan dalam proses berhaji. Sehingga, seluruh rangkaian haji yang bisa dibadalkan, sudah kita wakilkan,” ujarnya.
“Selama di sini, ada juga program ibadah berupa salat berjamaah, tahlil Yasinm dan doa bersma. Bahkan, ada di antara jemaah lansia dan disabilitas yang diminta memimpin doa. Alhamdulllah dengan cara demikian, orang tua kami ini bisa bersosialisasi dan menjalankan ibadah hajinya,” tandasnya.