Jeddah, Panjimas – Pemerintah Arab Saudi secara resmi telah mengumumkan bahwa 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah jatuh pada hari ini, Senin (19/6/2023), berdasarkan hasil rukyatul hilal kemarin petang. Dengan demikian, hari Arafah atau 9 Dzulhijjah akan jatuh pada Selasa, 27 Juni 2023. Tanggal ini sehari lebih cepat dari hasil sidang itsbat Kementerian Agama atau ikhbar PBNU
Wukuf di Arafah merupakan rukun haji paling penting dan selalu diidentikkan dengan puncak haji. Wukuf artinya berhenti atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram walau sejenak dalam waktu antara tergelincir Matahari pada 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar hari nahar 10 Dzulhijjah.
Kabid Perlindungan Jamaah (Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Al Rasyid mengatakan, jamaah akan bergerak ke Arafah pada 8 Dzulhijjah mulai pukul 07.00 hingga 22.00 WAS.
Harun menambahkan, kedatangan jamaah ke Arafah mengikuti jadwal dan rute pergerakan yang telah disusun oleh Satuan Operasi (Satop) Armina atau Masyair, yakni satuan operasional Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
“Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS,” jelasnya saat meninjau langsung kesiapan tenda di Arafah bersama Media Center Haji.
Prosesi wukuf dilakukan setelah khutbah wukuf dan shalat jamak qashar taqdim Dhuhur dan Ashar. Wukuf dilakukan dalam suasana tenang, dan dapat dilaksanakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Selama wukuf, jamaah haji dianjurkan memperbanyak dzikir, istighfar, shalawat dan doa sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi Khalilurrahman mengimbau jamaah untuk fokus pada kesiapan fisik menyambut puncak haji tersebut. Lima hari sebelum wukuf, tambahnya, jamaah sebaiknya lebih banyak istirahat, tidak banyak keluar dari hotel. Cuaca sangat panas di Arab Saudi mengharuskan jamaah lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan.
“Kemudian ketika di Arafah, karena cuaca panas, diharapkan jamaah haji lebih banyak ibadah, karena tujuan mereka tiba di Arafah untuk ibadah, jangan banyak keluar karena akan mengurangi energi mereka dan bisa mempengaruhi kondisi kesehatan jasmani mereka,” ujar Khalilurrahman.
Pemerintah, kata Khalil, juga tidak menganjurkan jamaah haji, terutama lansia, untuk ibadah tarwiyah mengingat akan menimbulkan mudarat. Ibadah tarwiyah biasanya dilakukan jamaah haji dengan menginap sehari di Mina menjelang wukuf
“Apalagi banyak jamaah lansia khawatir sebelum puncak haji ketika melaksanakan tarwiyah sakit, saat wukuf malah sakit. Kami tidak merekomendasikan lansia untuk tarwiyah,” katanya.
Khalil juga mengingatkan, mereka yang memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah tarwiyah harus siap menerima konsekuensinya, mulai dari urusan konsumsi dan penginapan karena itu sudah di luar tanggung jawab pemerintah.
“Selama di Arafah, jamaah haji sebaiknya berdiam diri di tenda dan memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, zikir dan lainnya. Termasuk memanjatkan doa,” katanya.