Jeddah, Panjimas – Dua minggu jelang ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) tenaga kesehatan haji Indonesia melakukan peninjauan lokasi yang akan menjadi pos kesehatan (Poskes) pada Senin, 12 Juni 2023.
Tim kesehatan haji yang melaksanakan peninjauan yaitu gabungan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, KKHI Madinah dan Tenaga Kesehatan Bandara. Tim kesehatan haji melaksanakan peninjauan bersama Kantor Urusan Haji (KUH) Republik Indonesia.
“Hari ini, kami melaksanakan peninjauan di lokasi yang telah disediakan oleh KUH untuk menjadi Poskes di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Poskes inilah yang nantinya akan memberikan pelayanan kesehatan jemaah haji selama prosesi Armuzna,” ujar Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi 1444H/2023M dr. M. Imran dalam siaran pers nya
Berdasarkan rencana operasional kesehatan haji 2023 pada fase Armuzna, di Arafah didirikan satu Poskes utama dan 5 Poskes satelit. Poskes utama di Arafah dioperasikan oleh tim kesehatan bandara.
Poskes di Arafah inilah yang akan memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji yang melaksanakan prosesi wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah atau 27 Juni.
Selain Poskes utama di Arafah, disiagakan juga 5 Poskes satelit yang operasionalnya dilaksanakan oleh Emergency Medical Team (EMT). Poskes Arafah akan menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan, observasi, rujukan dan evakuasi untuk para jemaah haji Indonesia.
Setelah menjalankan wukuf di Arafah, jemaah haji akan bermalam di Muzdalifah dan mengumpulkan batu untuk lontar jumrah. Di Muzdalifah telah disiagakan 11 unit Poskes yang dioperasikan oleh tim kesehatan dari KKHI Makkah. Tim ini siap memberikan layanan kegawat daruratan, rujukan dan evakuasi.
Pada 10 Dzulhijah atau 28 Juni, jemaah haji akan bermalam selama 3 hari di Mina untuk melaksanakan prosesi lontar jumrah. Untuk pelayanan kesehatan di Mina, disiagakan satu Poskes utama dan satu Poskes satelit. Pelaksana Poskes utama Mina adalah Tim Kesehatan KKHI Madinah.
Dengan peninjauan bersama KUH ini diharapkan juga tim kesehatan haji yang akan bertugas dapat memiliki gambaran untuk kesiapan dan menyamakan persepsi layout Poskes dengan KUH sebagai penyelenggara ibadah haji.
Dalam peninjauan ini tim kesehatan tidak hanya memastikan lokasi, namun juga memastikan kebutuhan daya listrik sebagai penunjang alat kesehatan, jalur evakuasi, hingga layout ruang perawatan.
“Tim kesehatan bisa melihat langsung tenda yang akan menjadi Poskes nantinya di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Harapannya persiapan operasional Poskes bisa lebih matang sehingga pelayanan kepada jemaah lebih optimal,” jelas dr. Imran.
Sesuai rencana operasional kesehatan haji, seluruh logistik kesehatan akan mulai masuk ke Poskes Armuzna dua hari sebelum ibadah wukuf di Arafah yaitu 7 Dzulhijah atau 26 Juni.
Pertemuan dengan Syarikah Masyariq Membahas Armuzna
Pada hari yang sama setelah peninjauan, Kepala Bidang Kesehatan PPIH 1444H/2023M beserta tim mengadakan pertemuan pertama dengan Syarikah Masyariq di KKHI Makkah. Syarikah Masyariq merupakan perusahaan yang menyelenggarakan layanan di Masyair yang mencakup Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Diketahui bahwa Masyariq (Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company) adalah perusahaan investasi untuk pelayanan haji dan umrah yang pada tahun ini bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk pelaksanaan ibadah haji 1444H/2023M.
Pada pertemuan ini, tim kesehatan haji menyampaikan kebutuhan apa saja yang perlu diakomodir agar pelaksanaan pelayanan kesehatan di Poskes berjalan optimal. Kebutuhan yang disampaikan seperti perluasan tenda untuk Poskes, penyediaan tenda khusus untuk pos satelit, akses untuk ambulans, dan lainnya.
“Pertemuan dengan Masyariq hari ini alhamdulillah berjalan dengan baik. Kami telah sampaikan beberapa poin kebutuhan Poskes di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Beberapa hal yang kami ajukan akan segera ditindaklanjuti oleh Masyariq, seperti penambahan 5 titik ambulans di Mina,”Jelas dr. Imran.
Masyariq juga menyampaikan beberapa poin yang diharapkan pada tim Kesehatan yang akan bertugas di Poskes Armuzna seperti laporan jika ada jemaah haji Indonesia meninggal saat prosesi Armuzna beserta kelengkapan dokumennya.
Dalam kesempatan ini, Masyariq juga menyampaikan imbauan agar tim kesehatan haji Indonesia harus siap berjaga 24 jam untuk jemaah haji serta tidak meninggalkan Poskes. Masyariq juga mengimbau jemaah haji Indonesia agar tidak memaksakan ibadah di luar batas kemampuan kesehatannya.
“Masyariq mengingatkan agar tenaga kesehatan kita untuk siap jaga 24 jam di Poskes guna memberikan layanan kepada jemaah haji,” Imbuh dr. Imran.
Pada pertemuan ini juga, dr. Imran menyampaikan komitmen tim kesehatan haji Indonesia untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal untuk jemaah haji. Perlu dukungan dari Masyariq untuk optimalisasi operasional pelayanan kesehatan Armuzna.
“Kami berkomitmen akan memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi jemaah haji, namun perlu dukungan dari Masyariq juga agar segala upaya kita menjadi lebih optimal,” ucapnya