Jeddah, Panjimas – Ditanyakan soal manajemen penerbangan yang terjadi di Bandara Jeddah, Arab Saudi terkait kedatangan Jemaah Haji gelombang 2, Kepala PPIH Daerah Kerja (Kadaker) Bandara, Haryanto mengatakan menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Hal itu disampaikannya saat diwawancarai oleh para wartawan peliput Media Center Haji, Senin(12/6/2023) yang ada di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi.
“Ya kalau kita lihat ada perbaikan yah. Perbaikan dari segi schedule penerbangan khususnya di Gelombang 2 dibandingkan dengan Gelombang 1 yang melalui Bandara Madinah. Tentunya kita harapkan bahwa proses penerbangan di Gelombang 2 ini akan semakin baik sebagaimana disampaikan oleh Gus Menteri (Gus Men) dalam koordinasinya dan tentunya kita mengharapkan akan lebih baik lagi,” ujar Haryanto.
Menurut dirinya juga dikatakan bahwa pada gelombang 2 ini sesuai dengan schedule yang sudah ditetapkan. Misal dari kota A ke kota B dan ada sedikit yang kita lihat dari schedule yang berubah tapi tidak terlalu signifikan, ya paling hanya 30 sampai 50 menit dan sebagainya, tidak seperti di gelombang 1 yang ada di Bandara Madinah yang memang banyak.
Adapun jemaah haji yang sudah tiba melalui Bandara Jeddah pada gelombang 2 per tanggal 12 Juni 2023 yakni sebanyak 20 kloter dengan jumlah jemaah 7870 orang sehingga jumlah keseluruhan sampai pada hari Senin, (12/6) adalah sebanyak 353 kloter dengan jumlah jamaah sebanyak 134.412 orang atau setara dengan 65,2% dari total jemaah haji tahun ini.
“Adapun kendala untuk jemaah haji yang tiba melalui gelombang 2 diantaranya adalah pada kloter 19 KNO itu ada 1 orang jemaah haji atas nama Lindawati Parlindungan Hasibuan telah kehilangan paspor, singgah di bagian imigrasi dilakukan pemeriksaan dan ditahan. Kami dari PPIH bandara melakukan koordinasi dengan bagian Imigrasi KJRI Jeddah untuk membuatkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk bisa dikeluarkan, salah satu jemaah yang hilang paspor tadi agar bisa mendapatkan paspornya kembali,” tandas Haryanto.
Soal yang menonjol lainnya adalah jemaah haji yang meninggal di pesawat pada Kloter 56 yang meninggal kurang lebih 2 jam sebelum mendarat. Adapun prosedurnya adalah ketika jemaah haji itu meninggal di dalam pesawat maka yang pertama akan dibuatkan Certificate of Dead (COD) oleh Ketua Kloter, kemudian setelah landing dibawa ke Rumah Sakit yang selanjutnya nanti akan dilakukan juga COD dari RS itu. Selanjutnya nanti akan bekerja sama dengan Kantor Urusan Haji untuk melakukan pemakaman.
“Adapun biasanya di Saudi itu ada beberapa tempat pemakaman yang ada. Seperti yang terjadi pada tahun lalu dimana ada jemaah haji yang dimakamkan di tempat pemakaman Mekah,” kata Haryanto kepada MCH
Prosesnya adalah untuk pemakaman karena memang cukup banyak jemaah yang meninggal, sehingga nanti akan diterbitkan surat pemakaman dari kantor Wukala (Saudi) kemudian diurus suratnya ke Kantor Urusan Haji (KUH) untuk surat pemakaman. Biasanya itu akan di dampingi satu atau dua orang dari petugas Kantor Urusan Haji Daker Mekkah nanti pada saat melakukan pemakan.