Bandung, Panjimas – Berkeliling ke kawasan pegunungan Kertasari desa Cibereum Bandung Selatan, di daerah sekitar KM-O Citarum. Ketua Umum PP Aisyiyah periode 2010-2022 Siti Noordjannah Djohantini ditemani Haedar Nashir yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah menemukan PAUD Kuntum Mawar dan TK An Nur Aisyiyah.
“PAUD dan TK sebenarnya sedang libur. Tapi kami penasaran, masuk ke halaman dan mencari siapa pengurusnya. Akhirnya ketemu dengan Bu Yanti pengelolanya”, tutur Siti Noordjannah pada Kamis (1/6).
Perjalanan sekitar satu jam dari Ciparay ke arah Pacet dan Cibeureum terus ke Kertasari, tidaklah sia-sia.
Bu Yanti pengurus TK bercerita TK Aisyiyah tersebut sudah berdiri sejak 1971. Lokasinya menempati rumah induk ibunda Bu Yanti yang baru saja meninggal.
“Alhamdulillah kini memiliki 50 siswa TK dan 30 Paud”, ujar Bu Yanti.
Bersama ayahnya Pak Rosyid, AUM Aisyiyah tersebut terus dibina dengan dukungan enam guru dan tenaga administrasi, berjuang tiada lelah mencerdaskan anak bangsa di kawasan yang jauh dari pusat Kabupaten Bandung.
“Kami bahkan sekalian bersilaturahmi ke rumah Bu Yanti dan ayahnya, Pak Rosyid. Spirit pergerakannya luar biasa di tengah keterbatasan,” tambah Noordjannah.
Perjuangan Bu Yanti bersama ayah ibunya tidak kenal menyerah. PAUD dan TK Aisyiyah Kertasari tersebut mampu bertahan hingga melewati usia 52 tahun.
“Kita perlu belajar dari penggerak Aisyiyah dan Muhammadiyah di kawasan-kawasan terjauh, yang memiliki etos dan ghirah pergerakan yang tidak kenal menyerah, kita malu dibuatnya”, tutur Ketua Umum PP Muhammadiyah memberikan komentar penguatan.
Aisyiyah di usia 106 tahun dan Muhammadiyah yang berumur 110 tahun penting terus menggelorakan dan merevitalisasi seluruh gerakan dakwah dan amal usahanya hingga ke pelosok-pelosok terjauh, terdepan, dan terpencil.
Para pimpinan penting menjadi penggerak yang nyata di lapangan dan bervisi pergerakan yang progresif. Agar menjadi contoh bagi para penggerak di kawasan-kawasan yang serba terbatas, tapi spirit gerakannya sangat luar biasa.