Madinah, Panjimas – Mulai banyaknya jemaah haji Indonesia yang datang dan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah memiliki kesibukan dan dinamika tersendiri. Petugas haji Indonesia yang beroperasi di Bandara AMAA selalu melakukan gerak cepat (Gercep) dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.
Dinamika yang terjadi saat kedatangan jemaah haji di Bandara AMAA salah satunya sidik jari. Proses sidik jari di imigrasi Bandara harus dilakukan oleh semua penumpang maskapai penerbangan termasuk jemaah haji Indonesia.
“Hari ini juga ada masalah Basmah (sidik jari) ini,” kata Kepala PPIH Daker Bandara, Haryanto, Senin 29 Mei 2023 Waktu Arab Saudi (WAS).
Petugas akan langsung mendatangi jemaah haji yang belum melakukan sidik jari saat sudah berada di Paviliun Keong. Jemaah haji digiring ke Paviliun Keong untuk beristirahat sejenak sebelum menuju Madinah menggunakan Bus jemputan.
“Basmah atau sidik jari ini akan dilakukan setelah jemaah haji berada di Paviliun Keong. Pada saat mereka beristirahat, kita lakukan sidik jari,” ujarnya.
Dijelaskan Haryanto, Basmah wajib dilakukan oleh semua jemaah haji Indonesia. Maka jika asa jemaah haji yang belum maka pihaknya akan langsung enemi jemaah haji yang bersangkutan.
“Sidik jari ini wajib dilakukan. Kalau fast track dilakukan saat di bandara pemberangkatan. Kalau non fast trackz sidik jari dilakukan di bandara tujuan atau Bandara AMAA ini,” ungkapnya.
Petugas haji tidak menganggap enteng masalah sidik jari ini karena menyangkut nasib jemaah haji. Terutama jemaah haji akan mengalami kesulitan pada saat akan pulang ke Indonesia.
“Khawatirnya jika tidak dilakukan sejak awal ditemukan, maka akan berimbas pada saat kepulangan nanti. Pasalnya jemaah haji tersebut akan dianggap ilegal akibat belum sidik jari,” pungkasnya.