Jakarta, Panjimas – Dirut RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Dr. Aditiya Nurcahyanto, M.A.R.S menyampaikan sambutan acara Mengayubagyo Keberangkatan Jamaah Calon Haji Kabupaten Karangayar 28/5/23 di RS PKUMuhammadiyah sejumlah 809 calon haji berharap dapat berjalan lancar dan menjadi haji mabrur.
Dalam kesempatan yang sama Ketua PDM Karanganyar DR. H. Muh. Samsuri, M.S.I bersama jajarannya hadir dan mengatakan semoga segala proses yang ditempuh oleh calon jemaah haji dapat diberikan kemudahan dan kelancaran.
Kesempatan yang sama Bupati berpesan agar calon jemaah haji mempersiapkan mental, pikiran dan jiwa yang tenang untuk menunaikan ibadah haji dengan pasrah dan sebenar benarnya, dimana hal tersebut menjadi esensi dan hakikat manusia memenuhi panggilan untuk itudengan penuh ketulusan untuk memenuhi panggilan Allah.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono dalam sambutannya menyampaikan, selamat kepada calon jemaah haji 2023 dari Kabupaten Karanganyar yang terpilih oleh Allah SWT untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.
Dengan fasih beliau mengajak agar jamaah haji terus mengucapkan kalimat: ” لَبَّیكَ الّلهُمَّ لَبَّیكَ، لَبَّیكَ لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ، إنَّ الْحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلكَ، لاشَریكَ لَكَ لَبَّیكَ ”
“Semoga perjalanan bapak, ibu sekalian menuju tanah suci, melaksanakan ibadah wajib dan sunnahnya berjalan lancar sampai kembali ke tanah air semuanya berjalan lancar, sehat, barokah dan pulang menjadi haji yang mabrur amin,” ungkapnya.
Dalam tausiyah buya Amirsyah Tabunan, Sekjend MUI menyampaikan dua dimensi haji; pertama, dimensi kemanusiaan untuk memperkuat kebersamaan guna mewujudkan masyarakat yang aman dan damai penuh ampunan (baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur).
Untuk itu ikhtiar haji mabrur menjadi fokus utama jamaah haji Indonesia khususnya dari Karanganyer untuk meraih haji mabrur antara lain; pertama, fokus menjakankan lima rukun haji: ihram, niat, wukuf di Arafah, tawaf di Ka’bah, dan sa’i pada Shafa dan Marwa. Ini bagian dari ikhtiar memperkuat dimensi hablumminAllah dengan dasar ikhtiar, doa dan tawakkal kepada Allah semoga haji mabrur.
Kedua, dimensi kemanusiaan (hablumminannas) dengan memberikan teladan kebaikan kepada semua makhkuk ciptaan Allah, akan memperoleh haji mabrur dengan ciri antara lain; meningkat kedermawanan, dari kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial. Allah menjanjikan bahwa orang yang mengerjakan haji akan mendapatkan banyak hikmah.
Termasuk mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari alam semesta.” (Ali Imran 97).
فِيۡهِ اٰيٰتٌ ۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبۡرٰهِيۡمَۚ وَمَنۡ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ؕ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الۡبَيۡتِ مَنِ اسۡتَطَاعَ اِلَيۡهِ سَبِيۡلًا ؕ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ عَنِ الۡعٰلَمِيۡنَ
Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.
Salah satu indikasi mabrur atau tidaknya seseorang adalah jika telah melakukan seluruh syarat dan rukun haji dengan baik, dan memiliki kepribadian yang lebih baik saat pulang ke tanah. Ini juga dapat menjadi hikmah ibadah haji yang utama.
Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri.” (HR Ibnu Majah).
Meneguhkan keyakinan jamaah haji dengan melihat peristiwa yang terjadi antara lain; pertama, pertemuan antara Nabi Adam AS dan Siti Hawa di Padang Arafah; kedua,
Siti Hajar dan Nabi Ismail AS ditinggalkan di tengah Bukit Safa dan Marwah;
“Berikutnya yang ketiga, pengorbanan Nabi Ibrahim AS menyembelih Nabi Ismail AS karena menuruti perintah Allah SWT,” pungkasnya.