Madinah, Panjimas – Seperti diketahui, para jamaah haji asal Indonesia diminta mengumpulkan paspor setibanya di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMMA) Madinah, Arab Saudi.
Paspor itu akan diminta dan dikumpulkan petugas haji dari Muassasah Adilla saat jemaah di dalam bus yang akan mengantarkan mereka ke hotel, atau saat di area imigrasi.
Menurut Kepala Seksi Layanan Kedatangan dan Kepulangan (Yanpul) Daerah Kerja Madinah Cecep Nursyamsi, ada tujuan khusus dari pengumpulan paspor jemaah haji. Pertama, untuk proses input data jemaah sebelum masuk ke Makkah. Jemaah haji Indonesia akan berada di Madinah selama sekitar sembilan hari. Setelah itu, mereka akan diberangkatkan ke Makkah untuk menjalani prosesi ibadah haji.
Kedua, paspor dikumpulkan untuk input data-data layanan jemaah ketika nanti berada di Makkah. Layanan itu baik terkait akomodasi, transportasi, maupun konsumsi.
Tujuan ketiga adalah untuk pengamanan, agar paspor jemaah tidak hilang selama di Madinah.
“Kami mengimbau kepada jemaah haji saat tiba di Madinah menyerahkan paspor kepada petugas yang meminta pasor yang akan naik ke dalam bus atau saat masuk ke dalam wilayah imigrasi,” ujarnya di Madinah, Ahad (28/5/2023).
“Tujuannya, untuk pengamanan paspor supaya tidak hilang, penginputan pelayanan saat masuk ke Makkah, untuk ijin masuk ke Makkah, dan pengelompokkan paspor berdasarkan rombongan pada saat akan diberangkatkan menuju Makkah,” jelasnya.
Jika jemaah tidak mengumpulkan paspornya, kata Cecep, maka mereka tidak bisa berangkat ke Makkah. Dalam catatannya, sampai 27 Mei 2023, ada lima paspor jemaah yang baru diberikan. Pemiliknya tidak segera mengumpulkan bersama rombongannya.
“Kemungkinan masih ada jemaah yang belum menyerahkan paspornya,” kata Cecep,
Sie Layanan Kedatangan dan Kepulangan (Yanpul) Daerah Kerja Madinah terus menggelar rapat koordinasi harian bersama ketua kelompok terbang (kloter) dan rombongan. Tujuannya, membahas rencana keberangkatan kloter ke Makkah. Dalam rapat itu, dikakukan juga pemeriksaan kelengkapan paspor sehingga bisa diketahui jika ada paspor jemaah yang belum masuk.
Menurut Cecep, pada tahun-tahun sebelumnya pengecekan paspor dilakukan ketua kloter di kantor Muassasah. Mulai tahun ini, mengingat kewajiban Ketua Kloter dalam melayani Jemaah haji Lansia lebih diutamakan, maka pengecekan paspor di Muassasah dilakukan petugas PPIH Daker Madinah.
“Pengecekan ini untuk memastikan jemaah haji tetap berada dalam satu rombongan berdasarkan manifest yang ada. Seluruh data dilakukan pengecekan satu persatu pada manifest agar tidak ada yang terlewatkan,” jelasnya.
“PPIH Daker Madinah telah menempatkan sekitar delapan petugasnya di Muassasah Adilla. Mereka adalah mukimin ataupun mahasiswa Indonesia yang berada di Arab Saudi, Sudan dan Mesir,” sambungnya.
Muassasah Adilla berkantor di Jalan Abubakar Saazii, Distrik Urwah, sekitar 2,1 km tenggara Masjid Nabawi. Dalam kompleks ini, terlihat pula beberapa gedung muassasah yang melayani jemaah haji dari berbagai negara.
Sebagai negara dengan jemaah haji terbanyak, gedung layanan bagi jemaah haji Indonesia sangat representative dan mewah. Terdapat dua ruangan khusus untuk menangani paspor jemaah haji Indonesia. Satu ruangan khusus untuk menyimpan paspor jamaah yang dibagi tiap embarkasi, dan satu lagi untuk pengecekan dan pengelompokan paspor.