Madinah, Panjimas – Pada tahun ini, Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji mencatat banyak jemaah haji yang usia lanjut atau lansia.
Untuk itu petugas kesehatan terus melakukan pemantauan dari sejak jamaah masih berada di tanah air, saat di embarkasi hingga sesaat sebelum keberangkatan.
Kepala Pos Kesehatan Bandara, dr Novitasari mengatakan tahapan pengecekan kesehatan ini harus dilakukan untuk para jamaah lansia.
“Penanganannya harus dimulai dari Tanah Air, harus dilakukan pembinaan dari Puskesmas, lalu pada saat di embarkasi kita juga punya pos kesehatan embarkasi yang jika terjadi keluhan bisa dibawa ke klinik embarkasi,” kata dr Novitasari.
Dan yang terpenting, lanjut dr Novi, sebelum berangkat jamaah lansia wajib cek kesehatan untuk menentukan layak terbang atau tidak.
“Itu berdasarkan kriteria IATA, jadi apabila menurut pemeriksaan ketiga diloloskan maka boleh terbang.”
Selama di pesawat, lansia dengan kondisi risiko tinggi juga akan terus mendapat pendampingan. Para anggota Tim Kesehatan Haji (TKH) juga dianjurkan untuk melakukan penyuluhan di video pesawat, mulai dari promosi kesehatan atau bahkan kerjasama dengan maskapai.
Tim Kesehatan Haji pun katanya harus tahu dimana saja posisi tempat duduk para jamaah lansia risiko tinggi.
“TKH-nya juga mengajak jamaah lansia melakukan peregangan dan TKH melakukan sitasi tempat duduk jamaah, ada data jamaah risti, dimana saja mereka duduk.”
Kata dr Novitasari, mereka para jamaah lansia yang berisiko tinggi harus terus diawasi kesehatannya selama berada di dalam pesawat, sehingga jika terjadi sesuatu tim kesehatan langsung berkomunikasi melalui WA grup. Sehingga bila terjadi kegawatdaruratan, jamaah bisa segera mendapat penanganan dan rujukan.
Perlu diketahui ada tiga klasifikasi kondisi jamaah seperti apa yang harus mendapatkan perhatian lebih hingga harus terus diawasi.
“Kita melakukan triase, triase hijau, triase kuning dan triase merah. Kalau merah langsung merujuk ke Klinik Bandara Arab Saudi. Dari sini diperiksa jika gawat daruat mereka tidak bisa tangani, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah”.
Dokter Novi sapaan Novitasari juga berpesan pada para jamaah yang hendak terbang, akan lebih baik mengurangi aktivitas fisik minimal satu Minggu sebelum keberangkatan.
“Jaga kondisi tubuh, banyak istirahat, dan banyak minum termasuk saat di pesawat,” pesan dr Novi.
Perlu diketahui hingga 28 Mei 2023 pukul 11.10 WIB , sudah ada 24.157 jamaah yang mendarat di Madinah.
Perlu diketahui pula di hari kelima kedatangan jamaah haji di Madinah tercatat dua orang meninggal dunia, jamaah sakit 51 orang (38 dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Madinah, 13 orang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi Madinah).
Untuk itu pemerintah Indonesia juga tak henti mengingatkan pada para jamaah khususnya lansia untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas di luar ruangan.
Cuaca di Madinah sedang cukup panas dengan suhu 39-40 derajat Celsius. Untuk itu jamaah lansia tidak perlu memaksakan diri melaksanakan ibadah sunah jika kondisi fisiknya tidak memungkinkan salat berjamaah di Masjid Nabawi.
“Jamaah juga bisa menunaikan salat di hotel untuk menghindari kelelahan,” pungkas Fauzin.