Kudus, Panjimas – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman mengapresiasi kinerja Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) sebab tidak banyak lembaga kemanusiaan non-pemerintah yang cekatan dan memiliki kelengkapan, sekaligus terdepan dalam melakukan pertolongan kebencanaan.
Meski demikian, Muhammadiyah sebagai induk dari LRB atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), saat ini tengah mengupayakan untuk perbaikan pengelolaan, sistem manajemen, serta menerapkan good government. Diantaranya seperti memberikan informasi ke publik sebagai bentuk akuntabilitas.
Di acara Rapat Kerja Pimpinan LRB pada, Sabtu malam (27/5) di Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), secara daring dr. Agus menyampaikan, pelayanan yang dilakukan oleh MDMC selain aktif menjalin relasi dengan pihak luas, juga senantiasa menjalin sinergi dan kolaborasi ke dalam internal Persyarikatan Muhammadiyah.
“Bahwa MDMC telah terbukti secara nyata menjaga kebesaran nama Persyarikatan Muhammadiyah. Baik di level nasional maupun internasional, dan ini harus kita jaga terus, kawal terus. Dan semoga MDMC terus menjadi teladan bagi majelis dan lembaga yang lain,” ungkapnya.
Pelayanan pertolongan kebencanaan yang diberikan oleh MDMC bukan hanya dalam skala nasional, tetapi juga internasional. Bahkan di beberapa negara, seperti yang baru-baru ini di Turki, MDMC menjadi bagian penting pemerintah Indonesia dalam memberikan bantuan pelayanan kebencanaan, saat terjadi gempa bumi.
Dalam pandangan Dokter Spesialis Saraf PKU Muhammadiyah Kota Jogja ini, akuntabilitas ini penting dikedepankan dan dimiliki oleh lembaga pelayanan. Sebab, lembaga tersebut memerlukan kepercayaan publik sebagai pendukung utama kerja-kerja pertolongan yang mereka lakukan.
Pada kesempatan ini, dr. Agus juga menyinggung tentang nomenklatur baru, yang sebelumnya lembaga ini adalah Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) diubah menjadi Lembaga Resiliensi Bencana (LRB). Menurutnya, hal itu tidak masalah, asalkan brand MDMC sebagai nomenklatur dalam bahasa Inggrisnya tidak diubah.
“Mau namanya indonesianya ganti-ganti, mau nomenklaturnya ganti-ganti apapun tetapi brand MDMC itu harapannya terus kita pertahankan. Oleh karena itu, salah satu tugas kita adalah menjaga brand itu,” tuturnya.
Bahkan, imbuhnya, Menteri Kesehatan RI meminta kepada Muhammadiyah untuk mengadopsi sistem kerja atau pelayanan yang dimiliki oleh MDMC untuk diterapkan secara nasional. Permintaan tersebut menjadi bentuk apresiasi yang diberikan oleh mitra MDMC dalam aksi pelayanan