Jakarta, Panjimas – Keresahan dan keprihatinan JK terhadap minimnya jumlah orang Islam dan penduduk asli yang menjadi pengusaha tentu sangat patut kita perhatikan dan renungkan bersama karena memang kenyataannya umat islam dan penduduk asli jauh ketinggalan dari saudara-saudara kita dari etnis cina.
Hal itu seperti yang disampaikan oleh Buya Anwar Abbas selaku Ketua PP Muhammadiyah dan
Wakil Ketua Umum MUI lewat pesan tertulisnya kepada Panjimas pada Senin,(15/5/2023).
“Terutama untuk pengusaha-pengusaha besar atau kelas atas karena jumlah kita umat Islam 86,8% tetapi representasi di dalam ukuran 10 orang terkaya di negeri ini seperti diungkap oleh media forbes hanya satu orang yaitu Chairul tanjung sementara saudara kita dari etnis cina yang jumlah mereka hanya sekitar 3% representasinya ada delapan orang dan dari etnis keturunan india ada satu orang,” ujar Buya Anwar Abbas
Tapi menurut dirinya, perlu juga kita ketahui bahwa sebenarnya keprihatinan itu tidak hanya dirasakan oleh pak JK saja tapi juga pernah disampaikan oleh Ciputra seorang pengusaha dari etnis Cina dan raja real estate Indonesia.
Dimana beliau dalam satu wawancara sempat menyampaikan keprihatinannya karena dari 45-50 perusahaan publik dalam bidang properti yang milik dari penduduk asli hanya satu sementara yang lainnya adalah milik dari warga keturunan.
“Lalu apa yang harus dilakukan supaya keadaan umat islam dan penduduk asli ini berubah ? menurut Ciputra kita harus didik anak-anak kita terutama dari penduduk asli ini untuk menjadi entrepreneur,” ujar Buya Anwar lagi.
Untuk mencetak entrepreneur itu kata Ciputra ada 3 syarat yaitu orang tua, lingkungan dan guru. Penduduk asli kata Ciputra tidak punya ketiga-tiganya. Oleh karena itu saya akan bersurat kepada Jokowi dan JK (waktu itu jadi Wapres) agar sebagian besar anggaran pendidikan dialokasikan untuk mencetak lulusan-lulusan yang akan menjadi entrepreneur-entrepreneur.
Saran dari Ciputra ini tentu sangat perlu kita perhatikan karena dunia pendidikan kita selama ini memang terlihat lebih siap untuk mencetak lulusan-lulusan pencari kerja ketimbang mencetak lulusan-lulusan yang memiliki entrepreneur mentality.
“Oleh karena itu jika saran dari Ciputra ini bisa diikuti dan dilaksanakan maka keresahan JK dan kita semua tentu akan bisa teratasi. Cuma pertanyaannya maukah pemerintah mengikuti saran dari Ciputra tersebut ? itulah bagi saya yang masih menjadi tanda tanya besar,” pungkasnya.