Jakarta, Panjimas – Tampaknya perang rusia Ukraina belum akan berakhir. Bahkan peperangan yang akan terjadi semakin meluas karena masing-masing memperkuat bloknya dimana Ukraina di dukung oleh blok barat dan amerika, sementara rusia akan di dukung oleh Cina bahkan mungkin oleh kelompok negara yang tergabung dalam BRICS yaitu Brazil, Rusia, India, China dan South Africa.
Peperangan.yang terjadi tidak hanya berupa adu kekuatan militer saja tapi juga adu kekuatan dalam bidang ekonomi. Hal ini terlihat sekali dengan munculnya kelompok negara yang tergabung dalam BRICS dimana dalam waktu dekat mereka akanbmembicarakan pembentukan mata uang baru dengan komoditas emas dan logam.
Hal ini tentu akan membuat mata uang mereka akan lebih kuat dari dollar dan Euro yang tidak di back up dengan emas atau logam tertentu.
“Hal ini tentu jelas akan berdampak besar terhadap US Dollar dan Euro karena akibat yang akan ditimbulkan oleh munculnya mata uang baru ini permintaan terhadap US Dollar dan Euro tentu akan berkurang.
Jika suplai kedua mata uang tersebut tetap dan permintaan terhadapnya menurun maka tentu harga kedua mata uang tersebut akan merosot bahkan bisa terjun bebas apalagi banyak negara sekarang juga telah melirik penerapan Local Currency Transaction seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara Asean seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand maka tentu dampaknya permintaan terhadap US Dollar akan menurun sehingga secara akumulatif posisi US Dollar dan Euro akan semakin terpukul sehingga tidak mustahil era keadikuasaan eropa dan amerika baik dalam bidang politik maupun ekonomi akan berakhir sehingga era adikuasa baru yang dipimpin oleh China akan muncul.
Cuma yang menjadi pertanyaan apakah dunia akan semakin lebih baik atau akan semakin lebih buruk di bawah negara adikuasa baru tersebut ? Waktulah yang akan menjawab.
Anwar Abbas
ketua PP Muhammadiyah
Wakil Ketua Umum MUI