Jakarta, Panjimas – Setelah sebelumnya bergaya sok kritik dan mengganggap Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang tidak taat kepada pemerintah. Akhirnya Thomas Djamaluddin pun meminta maaf atas kritiknya kepada Muhammadiyah.
Namun permintaan maafnya yang ditujukan kepada Muhammadiyah hanya ditulis dalam postingan Instagram pribadinya Thomas Djamaluddin pada hari Rabu, (26/4/2023).
“Dengan tulus saya memohon maaf kepada Pimpinan dan warga serta teman-teman Muhammadiyah. Semoga kesatuan ummat bisa segera terwujud,” kata Thomas Djamaluddin dalam postingannya.
Thomas mengatakan permintaan maaf tulusnya itu dilatarbelakangi atas sikap kritisnya pada kriteria wujudul hilal yang dianggapnya usang secara astronomi. Juga sikap ego organisasi yang dianggapnya telah menghambat dialog menuju titik temu.
Ia menegaskan tak ada kebencian atau kedengkian pada Muhammadiyah. Mantan Kepala LAPAN itu justru memuji Muhammadiyah sebagai aset bangsa yang luar biasa.
“Niat saya hanya mendorong perubahan untuk bersama-sama mewujudkan kesatuan umat secara nasional lebih dahulu,” ujarnya
Thomas mengakui sering mengulang-ulang penjelasannya setiap ada perbedaan hari raya. Ia mengingatkan bahwa perbedaan itu mestinya bisa diselesaikan bukan dilestarikan.
Kritik Thomas Djamaluddin yang menyebut kriteria Wujudul Hilal yang dipakai Muhammadiyah sudah usang secara astronomi akhirnya memicu seorang peneliti BRIN yang juga junior dari Thomas yakni Andi Pangerang Hasanuddin kemudian menebar ancaman akan membunuh warga Muhammadiyah gara-gara ada perbedaan hari raya dengan pemerintah.