Jakarta, Panjimas – Sekjen MUI, Buya Amirsyah Tambunan mengajak lembaga pendidikan sebagai basis memperkuat gerakan akhlak untuk mencegah berbagai penyimpangan moral. Oleh sebab itu penting melakukan gerakan nasional memperkuat akhlak atau karakter dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal ini disampaikan dalam acara pembukaan Pesantren Ramadhan 1444H di Institut Daarul Qur’an Jakarta (Idaqu) bersama Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tema “Membangun Remaja Berakhlakul Karimah” di Gedung Aula Idaqu pada Jum’at (7/4 23).
Lebih lanjut Buya Amirsyah menjelaskan MUI sebagai wadah berhimpun ulama dan umara’ harus menjadi pusat gerakan seperti “Dinamo” mampu menggerakkan semua kekuatan umat dan bangsa sehingga bangsa Indonesia berdiri tegak untuk berdaulat.
Meminjam nasehat Buya Hamka : tegak rumah karena sendi, runtuh sendi kerena binasa andirian bangsa adalah budi, runtuh Budi, runtuhlah bangsa. Oleh sebab itu mengajak semua pihak mendukung program Komisi Pendidikan Kaderisasi (KPK) MUI melaksanakan pesantren Ramadhan 1444 H secara hybrid diikuti peserta 200 orang se Indonesia. Selanjutnya mengajak semua pihak untuk mendukung visi MUI untuk mewujudkan agar terciptanya kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik, yang memperoleh ridha dan ampunan Allah SWT (baldatun thayibatun wa rabbun ghafur) menuju masyarakat berkualitas (khaira ummah) demi terwujudnya kejayaan Islam dan kaum muslimin (izzul Islam wal muslimin) dalam wadah NKRI. Atas dasar visi ini Buya Amirsyah mengingatkan seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan seperti
Insititut Daarul Qur’an dan lembaga pondok pesantren serta seluruh perguruan tinggi agar menjadi pusat kekuatan karakter bangsa. Turut hadir Ketua KPK MUI Prof. Dr. Armai Arif, sekretaris Dr. Kartini, Pimpinan Institut Daarul Qur’an KH. Yusuf Mansur, Ketua Yayasan Ahmad Jamil, S.E., M.A.Rektor H. Muhammad Anwar Sani, S. Sos., M. E dan para mahasiswa serta jajaran lainnya. Narasumber lainnya KH. Abdullah Jaidi, Muhammad Ziyad, KH. Wahfiudin Sakam.