Jakarta, Panjimas – Status sebagai mitra dialog adalah langkah pertama yang dilakukan Saudi sebelum dilakukan status keanggotaan penuh di SCO, yakni Organisasi Kerjasama Shanghai. Sebuah organisasi antarbangsa Asia yang dibentuk oleh China dan Rusia serta tiga negara lainnya, Kazakhstan, Kirgyzstan dan Tajikistan.
“Kami ucapkan selamat kepada Arab Saudi yang menjadi mitra dialog SCO,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Mao Ning di Beijing, Kamis (30/03/2021).
Dengan bergabungnya Arab Saudi ke SCO, jelas dia, China siap memperkuat kerja sama dengan Saudi di SCO.
“Kerja sama dengan Saudi di SCO ini untuk memberikan kontribusi lebih banyak dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan serta mendukung pembangunan bersama,” ujarnya.
Sebelumnya, Kantor Berita Saudi SPA melaporkan, kabinet Arab Saudi, pada Rabu (29/3), menerima keputusan untuk bergabung dengan SCO.
Pada Rabu itu juga proyek kimia berskala besar yang didanai investor China dan Arab Saudi mulai dibangun di Panjin, Provinsi Liaoning, China.
Dalam proyek senilai 83,7 miliar yuan (sekitar Rp18,3 triliun) tersebut perusahaan Saudi, Aramco, memiliki 30 persen saham.
Sementara North Huajin Chemical Industries Group Corporation dan Panjin Xincheng Industrial Group, masing-masing memegang 51 dan 19 persen. Setelah beroperasi, proyek tersebut diproyeksikan sebagai basis industri petrokimia berkelas dunia di China.
Bidang-bidang yang dikerjasamakan oleh anggota SCO, di antaranya perbatasan, ekonomi, energi, dan budaya.
SCO adalah blok politik dan keamanan yang bertujuan melawan pengaruh Barat. Blok tersebut, sejak dibentuk, telah diperluas keanggotaannya dengan mencakup India dan Pakistan. Iran juga menandatangani dokumen tahun lalu untuk keanggotaan penuh.
Selain lima negara pendiri yang disebut dengan Shanghai Five, negara anggota SCO lainnya adalah Uzbekistan, India, Iran, Mongolia, dan Pakistan.