Jakarta, Panjimas – Warga Persyarikatan Muhammadiyah secara moral dan etika dituntun oleh Al Qur’an dan Sunnah, yang dalam perspektif Muhammadiyah dikodifikasi dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIW).
Menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Saad Ibrahim, PHIWM intinya terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu tata cara berhubungan dengan sesama manusia dan yang kedua adalah tata cara berhubungan dengan Allah SWT, di mana manusia berposisi sebagai hamba.
“Sebagai ibadullah terutama dalam konteks ini muatannya adalah aqidah dan ibadah, yang kedua adalah posisi manusia sebagai khalifatullah, yang dalam kaitan dengan ini khususnya terkait dengan bagaimana secara personal berhubungan satu sama lain,” ungkap Saad pada, (29/3) di acara Webinar yang diadakan UMS.
Dalam tata cara menjalin hubungan dengan sesama manusia, PHIWM menyebutnya sebagai dimensi muamalah, dan dalam kaitannya menjalin hubungan manusia sebagai hamba dengan Allah SWT, PHIWM menyebutnya dengan dimensi aqidah dan ibadah.
Saad membenarkan bahwa PHIWM ini sebagai petunjuk teknis bagaimana manusia menjalin hubungan dengan manusia dan Allah SWT. Dia menambahkan, PHIWM sebenarnya bukan hanya aplikatif bagi Warga Persyarikatan Muhammadiyah saja, tetapi juga bagi seluruh umat Islam.
“Mungkin ada bagian-bagian spesifik saja, bagian-bagian kecil saja yang lebih mencirikan mengenai paham keislaman Muhammadiyah.” tutur Saad.
Lebih-lebih kepada pegawai atau karyawan di lingkungan persyarikatan, termasuk di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), PHIWM ini menjadi pedoman penting untuk diaplikasikan. Baik ketika melakukan pekerjaan, maupun sedang di luar aktivitas kerja di AUM.
Mantan Ketua PWM Jatim ini mendorong di setiap AUM, karyawan atau pegawai untuk senantiasa mengamalkan isi dari PHIWM. Bekerja di AUM, imbuh Saad, merupakan jalan yang tepat untuk menuju surga. Oleh karena itu, harus disertai niat dan laku yang diridai oleh Allah SWT.
Beraqidah, kata Saad, merupakan bagian penting dalam aktivitas di AUM. Esensi tauhid dalam dunia pekerjaan menurutnya semata-mata hanya menuhankan Allah SWT bukan ada tuhan-tuhan yang lain, yang menjadi dorongan untuk bekerja lebih giat dan keras.