Jakarta, Panjimas -Terkait dengan keputusan yang telah diambil oleh FIFA setelah mengadakan pembicaraan dengan Ketua Umum PSSI, mendapat tanggapan dan komentar dari Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim.
“Keputusan ini memang haknya FIFA setelah mempertimbangkan berbagai hal. FIFA yang mengatur dan menentukan perhelatan dunia sepak bola ini. Alasan penting yang dikemukakan FIFA adalah “tragedy 2022” (kasus Kanjuruhan Malang) dan “current circumstances,” ujarnya.
Diharapkan sebetulnya, FIFA juga mendengar dengan baik,dan mempertimbangkan aspirasi atau saran-saran yang berkembang di masyarakat di negara mana yang menjadi tempat perhelatan.
“Secara personal, sebetulnya harapan saya dan masyarakat Indonesia pada umumnya adalah Indonesia tetap dipercaya sebagai tuan rumah. Yang menjadi sumber masalah bagi saya dan kawan-kawan ormas dan sejumlah tokoh ialah kehadiran rombongan warga Israel ke Indonesia baik sebagai pemain dan official maupun supporter ke wilayah Indonesia,” ujar Sudarnoto pada, (30/3/2023).
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, bagi keyakinan MUI, ini bertentangan dengan semangat konstitusi kita. Karena itu, harapannya sebetulnya, yang diselesaikan adalah masalah intinya, yaitu mencari solusi bagi timnas Israel agar tetap bisa berlaga akan tetapi tidak di wilayah Indonesia.
“Saya pernah mengusulkan, main di Singapure. Dengan cara ini, diharapkan piala dunia tetap bisa diselenggarakan di Indonesia tanpa kontroversi dan kegaduhan, semua bisa menikmati dan Indonesia berjuang meraih prestasi. Akan tetapi, cara ini tidak mendapatkan perhatian oleh FIFA.
“Mungkin sulit, saya tidak tahu. Bagi kita, masyarakat dan bangsa Indonesia, memang pada akhirnya harus menerima keputusan FIFA ini,” kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional itu.
Upaya-upaya Kemenpora dan PSSI khususnya sudah dilakukan hingga detik terakhir pak Erick mengadakan pembicaraan dengan presiden FIFA di Zurich.
“Pak Muhadjir sebagai plt. Menpora juga sudah menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat dan bahkan bertemu dengan MUI. Ini langkah yang sudah benar dan sangat baik meskipun hasilnya di luar ekspektasi. Karena itu kami sampaikan apresiasi yang tinggi atas kesungguhan pemerintah,” tandasnya.
Menurut dirinya banyak hal yang patut menjadi renungan mendalam dan hikmah yang bisa dipetik di balik semua ini. Yang pasti, persatuan dan kesatuan masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi sangat berharga yang harus kita rawat baik-baik.
“Masalah dan tantangan kita masih banyak dan besar dan membutuhkan enerji bangsa yang kokoh. Inilah salah satu komitmen MUI yaitu memperkokoh persatuan umat dan masyarakat (Tauhidul Ummah),” pungkasnya.