Oleh KH Bachtiar Nasir
Bismillahirrahmanirrahiim.
Saudara kaum mukminin, apa yang paling penting kita pertahankan dalam hidup ini, bukanlah jasad dan harta. Ingatlah selalu, kematian akan datang tepat dan tidak dapat diperlambat. Maka, bekal yang terbaik menyambutnya adalah takwa dan pertahankan lah iman dalam hidup ini dengan segenap perjuangan yang mampu dilakukan. Hidup dan matilah dengan takwa.
Untuk berjuang itulah, kita memerlukan kekuatan jiwa. Sebagai pelindung dan pemberi pertolongan. Dan, orang yang beriman hanya akan menjadikan Allah sebagai wakil (pelindung) mereka yang kuat. Dengan iman inilah mereka akan mendapati Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penolong dan pendukungnya.
Mari kita buka kembali kisah Nabi Ibrahim manakala berhadapan dengan Namrud yang dzalim.
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِى حَآجَّ إِبْرَٰهِۦمَ فِى رَبِّهِۦٓ أَنْ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّىَ ٱلَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا۠ أُحْىِۦ وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَأْتِى بِٱلشَّمْسِ مِنَ ٱلْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ ٱلْمَغْرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِى كَفَرَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, ‘Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.’ Dia berkata, ‘Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata, ‘Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.’ Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim.” (Surat Al-Baqarah 258)
Raja Namrud pun takluk di hadapan Nabi Ibrahim. “Coba terbitkan matahari dari arah yang berbeda.” Maka, Dialah Allah, Sang Pemilik Al-Masyriqu wal Maghribu. Satu-satunya Maharaja yang mampu menerbitkan matahari di Timur dan memperjalankannya ke Barat untuk tenggelam. Dan sejatinya, dalam proses tersebut bertabur nikmat dan kekuatan yang diberikan-Nya kepada orang-orang beriman. Dengan hikmah dan karunia itu, orang-orang yang beriman akan semakin bertambah keimanannya.
Tantangan untuk memperjalankan matahari itu membuat Nabi Ibrahim as yang sedang dihina Namrud, tetiba menjadi agung dan perkasa di hadapan manusia. Disebabkan mengagungkan Allah di hadapan manusia. Saat mereka kemudian menjadi sangat murka dan ingin membakar Ibrahim karena keimanannya kepada Allah, Pencipta langit dan bumi, Ibrahim kembali mendapatkan kekuatan yang ajaib dengan lolos dari api. Semuanya adalah hasil dari menjadikan Allah sebagai tujuan dan menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan. Oleh karena itulah, Allah pun menjadi Al-Wakil bagi Ibrahim. Menjadi pelindung dan penolongnya dari kezaliman Namrud.
*Cara Mendapatkan Kekuatan Jiwa*
Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara agar kita juga bisa mendapatkan kekuatan jiwa dalam menjalani kehidupan ini? Mari kita lihat di surat Al-Ahzab ayat 1-3:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ ٱتَّقِ ٱللَّهَ وَلَا تُطِعِ ٱلْكَٰفِرِينَ وَٱلْمُنَٰفِقِينَ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
وَٱتَّبِعْ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلً
“Wahai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan Mahabijaksana. Dan, ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Sesungguhnya, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Dan, bertakwalah kepada Allah dan cukuplah Allah sebagai pemelihara.”
Ini adalah cara yang Allah ajarkan agar kita mendapatkan perlindungan dan pertolongan dari-Nya. Yang pertama adalah jangan mengikuti keinginan orang kafir dan orang munafik.
Bila kita mengikuti irama dan teknik yang dikuasai oleh musuh, maka akan sulit bagi kita untuk memenangkan pertarungan. Namun, bila kita menggunakan strategi, taktik, dan berada di wilayah yang kita kuasai maka akan mudah bagi kita untuk memenangkan pertarungan. Artinya, tetaplah berada “di wilayah” Allah, ikuti perintah-Nya, dan ikuti sunnah Rasul-Nya. Ini kunci kemenangan kita. Namun, bila kita justru keluar dari wilayah Allah ini dan berpindah mengikuti keinginan orang kafir dan munafik, maka kita akan kehilangan fasilitas berupa perlindungan dan pertolongan-Nya.
Hanya orang yang berada di jalan fiisabilillah-lah yang akan mendapat pertolongan-Nya. Namun, bila kita sudah menjunjung bisnis, politik, dan yang lainnya sebagai orientasi bertindak, maka sudah pasti kita akan ditinggalkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Namun demikian, awalnya pasti tidak mudah ketika kita berupaya hanya bergantung bertawakal kepada Allah Ta’ala. Karena, secara manusiawi kita akan terlebih dahulu mencari yang kasat mata. Namun, yakinlah dan berpegang teguhlah. Orang-orang yang bertawakal kepada Allah dan yakin akan ketauhidan, akan ditolong Allah Subhanahu wa Ta’ala. Asalkan mengikuti Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, semuanya akan mudah dijalani.
*Jadikan Allah Satu-satunya Al-Wakil*
Oleh karena itu, ingatlah para lelaki Muslim! Sebagai seorang anak lelaki yang diharapkan keluarga, sebagai seorang suami, sebagai kepala keluarga, dan sebagai pilar masyarakat. Yakinlah pada Allah, Robbul Masyriqi wal Maghrib. Yakinlah akan pertolongannya. Jangan mengharap pertolongan dari apa-apa yang serba instan seperti judi online, pinjaman online atau uang dari rentenir kekinian yang banyak bergentayangan di internet. Mintalah kekuatan dan kemenangan dari Allah Azza Wajalla. Insyaallah, Dia begitu dekat dan mendengarkan segala permintaan kita.
Di zaman Mesir dahulu, orang-orang Mesir banyak memiliki tuhan. Setiap hari mereka menyembah berbagai macam tuhan, berganti-ganti. Banyak dari tuhan mereka berasal dari binatang. Hal ini berlangsung dari masa Nabi Ibrahim as sampai dengan Musa AS, dan nabi-nabi yang lain. Bahkan mungkin sampai sekarang secara sembunyi-sembunyi.
Kenapa mereka menuhankan binatang-binatang? Karena mata binatang itu mirip dengan matahari. Demikian pula mantera-mantera gaib, banyak yang berkaitan dengan matahari.
Di saat Ibrahim AS membawa pesan Tauhid, maka cahaya keimana kepada Allah ini merontokkan semua kekuatan syirik. Dengan kekuatan Rabbul Masyriqi wal Maghrib, semua kekuatan yang berusaha menandingi dan menjadi tandingan Allah Azza Wajalla menjadi musnah. Inilah input jika kita ingin menjadi orang yang kuat dan memenangkan setiap tantangan kehidupan; yaitu sekali lagi dengan menjadikan Allah sebagai pelindung dan penolong kita.
Kekuatan itu milik mereka yang yakin pada Allah pemilik Timur dan Barat. Prosesnya adalah dengan Laa Ilaaha IllaLlah. Mereka tidak peduli pada kekuatan lain yang ditawarkan kepada mereka dan hanya tunduk pada kendali Allah saja. Itu pula yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS manakala tubuhnya diikat pada alat yang berbentuk seperti ketapel. Tubuhnya direntang kuat-kuat kemudian dilemparkan ke lembah yang sudah dibakar dengan api yang menyala-nyala. Nabi Ibrahim tetap tenang dan tetap yakin bahwa Allah tidak akan menganiaya dirinya. Allah Ar-Rahiim akan senantiasa baik memperlakukannya. Oleh karena itu, beliau juga yakin bahwa Allah sebagai Pemilik api tidak akan membiarkan api menyakiti dirinya.
Sedemikian kukuh keyakinan Nabi Ibrahim as terhadap Rabbnya; hal itu pula yang menjadikannya kuat dan perkasa di mata Namrud dan bala tentaranya. Begitu pula denga Nabi Musa; di saat sudah bingung dikejar Firaun dan tentaranya. Ia kemudian pasrah mengikuti perintah Allah untuk pergi ke laut. Di sana ia mendapati tongkatnya mampu membelah laut dan Allah Ta’ala kemudian menolongnya berserta kaumnya yang beriman dengan menenggelamkan Firaun beserta bala tentaranya. Nabi Yunus as juga tak berbeda. Di saat masuk ke perut ikan dan gelap gulita, ia berpasrah kepada Allah saja. Ikan kemudian memuntahkan beliau di pantai yang ternyata adalah tempat tinggalnya beserta kaumnya yang sudah bertaubat dan taat kepada Allah. Padahal sebelumnya, Nabi Yunus AS sempat berputus asa dengan kaumnya yang begitu bebal menyambut seruan untuk beriman.
Inilah kuncinya. Bila kita ingin kuat, maka berma’rifatlah kepada Allah. Sempurnakan niat Lillahi Ta’ala. Bekali perjalanannya dengan keyakinan Tauhid bahwa tiada Ilaah selain dari-Nya. Muaranya jadikanlah Allah sebagai pelindung. Dan, berorientasilah kepada Allah untuk menjadikan-Nya tujuan hidup. Jadikan Allah Al-Aziz sebagai sumber kekuatan, maka Dia-lah yang akan mengatur semuanya. Hidup ini jika mengikuti wahyu Allah, yakin berusaha karena-Nya, dan berpasrah kepada-Nya; insyaallah, Dia tidak akan pernah mengecewakan kita.