Jakarta, Panjimas – Suasana akrab penuh canda sebagaimana tradisi keluarga besar Nahdlatul Ulama berlangsung hangat dalam silaturahmi dan bincang santai AHY, H. Agus Harimurti Yudhoyono, saat menerima kunjungan sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama dalam wadah PeranNU (Pergerakan Aktivis Nahdhiyyin Nusantara) yang dipimpin Dr KH Andi Jamaro Dulung, M.Si bersama sejumlah tokoh NU lainnya di Jakarta, 17 Maret 2023.
“Usai kami bertemu NASDEM dan PKS, Kami para tokoh dan keluarga besar NU yang hadir ini, mendatangi Mas AHY, untuk bersilaturahmi, terlebih hari Jumat terakhir di bulan Sya’ban penuh berkah untuk saling bermaafan dan pererat kerjasama. Mas AHY adalah kader dan keluarga besar NU, sejak kakeknya, Presiden SBY hingga Mas AHY, sudah lama menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama. Ini pertemuan kangenan mantan TNI dan TNU”, papar Kyai Andi yang pernah memimpin GP Ansor pusat sebagai Ketua dan juga Komandan Banser Tingkat Nasional.
Ungkapan TNI disematkan kepada AHY karena pernah mengabdi sebagai anggota TNI, dan TNU itu guyonan yang disematkan kepada Banser sebagai Tentara Nahdlatul Ulama (TNU). “TNI dan TNU sama-sama berjuang bareng untuk kemerdekaan dan menyelamatkan bangsa dan negara dari setiap ancaman terhadap NKRI. Bedanya, meskipun sama-sama berseragam loreng, namun seragam TNI sudah lunas, kalau Banser, seragamnya beli sendiri-sendiri, kadang hasil ngutang dan belum lunas”, guyon Kyai Andi yang pernah memimpin PBNU dua periode mendampingi KH Hasyim Muzadi saat membuka dialog.
AHY yang mengenakan batik berpeci hitam duduk berdampingan dengan Kyai Andi, Mantan DPR RI, mengenakan jas hitam berpeci, dikelilingi oleh sejumlah tokoh dan aktivis NU nasional dan daerah. AHY menyambut hangat dengan sumringah. “Saya sangat bahagia, menerima silaturahmi
Para tokoh Nahdlatul Ulama dimanapun. Masih hangat dalam suasana spirit Satu Abad NU dan menuju Abad Kedua NU, sebagai organisasi Islam terbesar secara nasional bahkan di tingkat global, saya turut menikmati Puncak Satu Abad NU di Jawa Timur yang jamaah bersama para Kyai melimpah ruah hadir menunjukkan kebesaran NU secara jamaah maupun jam’iyyah”, AHY membuka responnya.
Ketua Umum Partai Demokrat tersebut melanjutkan : “
meskipun secara formal saya tidak melalui jenjang karir organisasi dan kaderisasi NU, saya mengenal NU sejak kecil, diperkenalkan oleh kakek saya, Bapak Sarwo Edhi
Wibowo, juga dari Eyang Sukotjo, ayahnya Pak SBY, dan interaksi Pak SBY dg NU yang sangat dekat semasa di TNI dan saat mengemban amanah sebagai Presiden, terlebih kami dari berasal dari Pacitan Jawa Timur, semuanya menggambarkan, NU sudah sangat sejiwa dan mendarah daging dalam tradisi keluarga kami”, papar AHY.
Aktivis NU lainnya, Mulyadin Permana, M.Si (Sekjen PeranNU), menegaskan pentingnya suara warga NU dalam menentukan kemenangan Anies Rasyid Baswedan (ARB) sebagai Bakal Calon Presiden, ketika berbagai partai lain masih sebatas wacana, maka tinggal sikap dan arah NU mau kemana. Karena itulah kami dari berbagai komponen jaringan NU non struktural, bergabung dari pusat hingga semua daerah dalam wadah perjuangan PeranNU (Pergerakan Aktivis Nahdhiyyin Nusantara). Berdasarkan telaah mendalam, kajian dan ritual kami, AHY menjadi representasi NU yang paling tepat mendampingi Capres Anies jika targetnya Menang”, tandas Mulyadin, Mantan Pimpinan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut.
Setidaknya terdapat tiga faktor penentu melengkapi kualitas dan kualifikasi pada bakal Capres Anies yang multidimensi, yaitu dimensi wilayah populasi terbanyak, yaitu Jawa, kedua, latar belakang Ke NU an, dan juga sangat penting, harus mewakili usia Muda atau pemimpin Muda. “Semua itu, ketiganya ada pada AHY, makanya, terjadi saling melengkapi antara ANIES-AHY, menjadi konfigutasi pasangan ideal dan kalkulasi kemenangannya sangat kuat”, papar Mulyadin, kandidat doktor Universitas Indonesia.
“Terbukti dalam empat kali Pemilu dalam Pemilihan Langsung, NU sebagai games changer terhadap arah dan penentu kemenangan dimana suara warga NU yang tersebar di setiap partai, PKB meraih 10 persennya, sesuai dengan khittahnya. Dari sekian banyak kader dan tokoh NU untuk menjadi pemimpin nasional, AHY menjadi sosok terbaik dan paling tepat mendampingi Anies Baswedan. Kami siap memenangkan dan mengawal kemenangannya”, kembali Kyai Andi menutup pandangannya.
“Kami sampaikan terima kasih atas taushiyah dan dukungannya, tentu segala aspirasi akan menjadi pertimbangan bagi Koalisi Partai Pengusung dan juga Mas Anies sebagai Calon Presiden yang diusung oleh Koalisi Perubahan, NASDEM, DEMOKRAT, dan PKS”, sambut AHY dengan hangat.
Sejumlah tokoh dan aktivis NU yang hadir antusias dan mengamini dengan doa hingga dukungannya memperkuat komitmen untuk mendukung Anies-AHY dalam memenangkan kontestasi Pemilu 2024. Sejumlah tokoh dan aktivis NU yang hadir : DR. Ukis M. Urip (Penasehat DPP PeranNU, Mantan Warek 3 UNJ); KH. Munawar, (Pimpinan Majelis Sikir Al Munawar, Kalibata Pulo); KH. Ahmad Suproni Syafi’i, Pimpinan. Majelis Zikir Al Muhibbin Jakarta Barat; KH. Dudi Ahmad Hidayat, Pimpinn Pondok Pesantren Aththohatiyyah, Kebon Jeruk; Muhamad Ikhwan Jamaan, Sekretaris Yayasan Al Ansor Jakarta Barat; Mulyadin Permana, M.Si (Sekjen PeranNU, Ketua Korcab PMII DKI Jakarta tahun 2016); Syarif Hidayatullah, M.Si (Ketua DPP PeranNU, (Mantan Ketua PB PMII); GUS AM (KH Abuya Ahmad Masykur), Penasehat Jam’iyyah Qura wal Huffadz, Semarang, Jawa Tengah).; KH Budhiwan (Jamaah Talqin Pesantren Zikir Suryalaya Abah Anom, Tasikmalaya, Jawa Barat); Dede Nazamudin Nawawi, perwakilan NU Millenial dan Profesional dari Jawa Barat.
Acara yang dipandu oleh Gus Fuad, Munawar Fuad sebagai Kepala Departemen Agama dan Sosial DPP Partai Demokrat, didampingi H Renville Antonio (Bendahara Umum DPP PD) dan Sigit Raditya (Direktur Eksekutif), berlangsung lebih dari 2 jam, menghasilkan berbagai komitmen, kesepakatan, dan agenda bersama untuk menyelamatkan Pemilu dan demokrasi agar tidak terjadi penyimpangan dan inkonsistensi yang bisa mendatangkan lebih banyak mudharat bagi kehidupan bangsa dan negara.