Yogyakarta, Panjimas – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti Meresmikan Masjid Nurullah yang dikelola Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Minggir, Sleman pada, Ahad (12/3) malam, sekaligus menyampaikan tausiyah Pengajian Akbar Songsong Ramadan 1444 H.
Pembangunan masjid yang dilakukan oleh cabang Muhammadiyah, kata Mu’ti, merupakan tanda kesungguhan dari gerakan tanpa henti untuk membangun jiwa dan spiritualitas masyarakat dan bangsa. Menurutnya, kekuatan dari suatu bangsa bukan hanya dari segi material tetapi juga spiritual dan akhlak yang baik.
“Banyak bangsa itu yang memiliki kekuatan ekonomi, tapi bangsa itu bisa hancur ketika kehidupan spiritual dan moralitas hancur dan tidak ada lagi dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadi pertanda penting, bagaimana masyarakat punya komitmen menjadikan bangsa ini tegak dan jaya,” ucapnya.
Pembangunan masjid yang dilakukan oleh Muhammadiyah, dapat ditemukan kesesuaiannya dalam lirik lagu Indonesia Raya ‘Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya’. Oleh karena itu, Abdul Mu’ti mengapresiasi bagi siapa saja yang mewakafkan hartanya untuk pembangunan Masjid Nurullah.
Seorang muslim yang bersusah payah mewakafkan hartanya di jalan Allah, merupakan inspirasi bagi yang lain untuk berjuang dan memajukan bangsa. Di banyak tempat, kata Mu’ti, amat banyak wakif yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini menandakan bahwa, laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam beramal salih.
Ketika masjid yang dibangun sudah jadi, maka tugas selanjutnya adalah memakmurkan masjid itu. Mu’ti melanjutkan, supaya masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah khusus. Tapi juga sebagai tempat membangun kerukunan, sosial dan jamaah, serta membangun kohesi dari seluruh elemen masyarakat.
“Saat ini banyak sekali masjid yang dibangun dengan sangat mewah, tetapi masjid itu tidak diikuti dengan kemakmuran masjid yang mewah dan megah itu. Dan ini menjadi tantangan, jika masjid ini sudah dibangun. Tugas kita pertama adalah memakmurkan masjid itu, dan memakmurkan jamaah masjidnya juga penting,” ucapnya.
Mu’ti juga berpesan, supaya manajemen masjid yang dikelola Muhammadiyah juga harus berkemajuan. Dia mencontohkan dalam penggunaan kotak amal, menurutnya kalau memungkinkan sudah tidak perlu lagi menggunakan kotak amal untuk mengumpulkan donasi atau infaq, tetapi bisa memakai metode transfer ke nomor rekening masjid.