Jakarta, Panjimas – Semangat beragama umat Islam saat ini sedang kuat-kuatnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan supaya umat juga perlu mengimbanginya dengan pemahaman agama yang mendalam dan utuh.
Haedar mewanti-wanti agar umat Islam supaya jangan sampai dalam beragama hanya mendapatkan kembangnya saja, tapi tidak sampai pada substansinya. Selain itu, dia juga mengingatkan umat Islam jangan terlalu fokus pada ritual hingga menyebabkan kehilangan produktifitas.
“Memang masyarakat kita adalah masyarakat paguyuban, tetapi kalau terlalu banyak ritual sosial umat kita tidak maju.” Ungkap Haedar pada, Sabtu (11/3) di acara Milad ke-42 Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember dan Launching Rumah Sakit Unmuh Jember.
Beragama yang sebatas ‘kembang’ nya saja, kata Haedar, juga menjadi salah satu sebab umat Islam dan bangsa Indonesia dijajah sekian lama oleh bangsa asing.
Selain itu, menyikapi pemahaman keagamaan ekstrim baik ke kiri mau kanan, Haedar mengajak seluruh ormas keagamaan di Indonesia untuk kembali ke tengahan atau wasathiyah. Sikap tengahan menurut Haedar adalah sikap yang menciptakan perdamaian, toleransi dan juga kemajuan.
“Tidak cukup Islam damai, tidak cukup Islam toleran. Tapi Islam tertinggal. Yang lain maju. Muhammadiyah ingin membuktikan dan selalu hadir di setiap peristiwa, Muhammadiyah-Islam harus selalu hadir di setiap keperluan zaman dan masyarakat,” imbuhnya.
Di sisi lain, Haedar juga menyadari bahwa saat ini umat juga sedang didera rendahnya pendidikan dan kesehatan yang dalam hematnya bagai lingkaran tidak bertepi. Permasalahan pendidikan dan kesehatan bertali erat dengan kemiskinan. Ketiga masalah ini menjadikan umat tidak pernah bisa berdaya.
“Kecuali ada sistem kepemimpinan dan pihak lain yang memberdayakan secara tulus, bukan memberdayakan untuk memberdaya,” kata Haedar.
Terkait dengan ketulusan memberdayakan, Haedar mengatakan ada yang memang memberdayakan seketika, namun memberdaya di kemudian hari. Seperti yang dilakukan oleh penjajah. Ketulusan dalam memberdayakan umat diharapkan mampu mengangkat indek pembangunan manusia Indonesia yang saat ini masih tercecer bukan hanya di level global, tapi juga ASEAN.