Bekasi, Panjimas – Secara resmi kegiatan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia dibuka pada Jumat, (24/2/2023) oleh Ketua Umum DDII, Dr H Adian Husaini di Gedung Pusdiklat Dewan Da’wah, Tambun Bekasi.
Setidaknya ada empat hal yang akan dibahas dan dimusyawarahkan dalam kegiatan Rakornas DDII kali ini. Seperti yang disampaikan Ketua Umum Dewan Da’wah dalam pidato sambutan pembukaan acara tersebut.
Hal tersebut menyangkut konsolidasi organisasi dan kelembagaan, konsolidasi pemikiran, konsolidasi program dan yang terakhir adalah konsolidasi keuangan.
“Setelah saya berkeliling Indonesia dan berjumpa dengan para pengurus Dewan Da’wah, maka kita optimis untuk merakit kembali potensi dakwah yang sudah terbentuk sejak lama kembali menguat,” ujar Dr Adian.
Maka dengan itulah kini coba dirakit kembali dan disatukan dalam Persatuan Da’i Dewan Da’wah (Persada) yang notabene adalah semua merupakan kader-kadernya M.Natsir.
Maka pesan kuat yang ingin disampaikan dalam Rakornas tersebut adalah untuk semakin memperkuat soliditas dan konsolidasi internal.
“Kita sudah menyepakati bahwa Dewan Da’wa menjadi perekat, namanya perekat ya harus kuat. Kita harus menjadi pengikat ukhuwah,” tandas Dr Adian
Senada, Ketua Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin mengajak para peserta Rakornas untuk semakin memperkuat ukhuwah dan meninggalkan perdebatan yang tak perlu.
“Kita tidak boleh berdebat yang menghancurkan. Karena potensi Dewan Dakwah ini luar biasa, ketika digali bersama maka yang terjadi adalah kekuatan,” ungkap Kiai Didin.
Lebih lanjut ia mengatakan, perkembangan dakwah kian hari sebetulnya kian menggembirakan. Misalnya dalam bidang pendidikan.
“Misalnya tahun 80an kita tidak mengenal sekolah Islam yang bermutu, tapi hari ini kita mengenal banyak sekolah Islam yang walaupun mahal tapi banyak yang masuk, karena berkualitas,” ungkapnya.
Ia juga mengajak agar Dewan Da’wah memperhatikan dakwah dalam bidang ekonomi.
“Dewan dakwah harus membangun etos kerja dan etos wirausaha di masyarakat. Karena dulu para pembawa Islam ke Nusantara ini selain dakwah juga mereka dagang. lihat Masjid Kauman selalu dekat dengan pasar. Ini bukti bahwa kaum muslimin menguasai pasar,” pungkasnya.
Kiai Didin juga mengutip sebuah hadits yang menyebutkan bahwa sebaik-baik harta itu yang ada di tangan orang shaleh.