Balikpapan, Panjimas – Berakhir sudah rangkaian Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur yang berlangsung sejak tanggal 21 Februari dan ditutup pada Kamis, 23 Februari 2023.
Dalam pidato amanat penutupan, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan tahniah sekaligus rasa bangga atas gelaran Muktamar yang berjalan tertib, lancar, berkeadaban, dan berakhlakul karimah.
“Ada perhatian khusus dalam pleno karena Muktamar sebelumnya mirip Piala Dunia. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar sehingga Mas Izzul (sekretaris PP Muhammadiyah) mendampingi Muktamar ini dari mulai pembukaan sampai penutupan. Luar biasa,” puji Mu’ti.
“Saya menyampaikan selamat dan bangga karena Pemuda Muhammadiyah menunjukkan jati dirinya sebagai gerakan pemuda Islam yang memiliki identitas, marwah, dan kekuatan ilmu dan akhlak, dan inilah yang tercermin dalam Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-18 ini,” imbuhnya.
Secara khusus, Abdul Mu’ti menyampaikan selamat kepada 13 formatur beserta Ketua Umum dan Sekjend terpilih periode 2022-2026, Dzulfikar Ahmad Tawalla dan Muhammad Najih Prasetyo.
Tak lupa, Abdul Mu’ti juga menyampaikan capaian positif Kepemimpinan periode 2018-2022 di bawah arahan Ketua Umum Cak Nanto yang dianggap berhasil menegaskan karakter maju Pemuda Muhammadiyah.
“Alhamdulillah walaupun pada awalnya diragukan tapi berhasil mengangkat marwah dan kebanggaan Pemuda Muhammadiyah secara nasional,” ucapnya.
Kepada PP Pemuda Muhammadiyah periode 2022-2026, Abdul Mu’ti menekankan pentingnya proses pengkaderan untuk membentuk kader Pemuda Muhammadiyah sebagai kader bangsa, kader umat dan kader Persyarikatan.
“Maka semangat muktamar ini harus jadi bagian komitmen kita bersama-sama bahwa Pemuda Muhammadiyah harus melahirkan lebih banyak lagi negarawan-negarawan yang bisa mentransformasikan Islam Berkemajuan menuju Indonesia yang Berkemajuan pula,” pesan Mu’ti.
Untuk itu, dia mengajak seluruh kader untuk berpegang pada 5 i, yaitu ikhlas, islah, istiqamah, istita’ah, dan ihsan.
Ikhlas menurut Mu’ti adalah menerima apapun hasil dari Muktamar sebagai yang terbaik dengan lapang dada dan jiwa besar. Sedangkan Islah, adalah memperbaiki hubungan batin dan kembali bersatu sebagai Pemuda Muhammadiyah.
“Dinamika itu biasa, menunjukkan kita komitmen pada permusyawaratan, setelah muktamar tidak ada lagi kubu-kubuan,” ujarnya.
Adapun dengan istiqamah, menurutnya kader harus berdiaspora mengemban misi persyarikatan dan mengembangkan dakwah Muhammadiyah dalam berbagai bidang kehidupan.
“Keempat, istita’ah, melaksanakan tanggungjawab dengan segala kemampuan yang kita miliki, tidak mudah menjadi ketua Pemuda Muhammadiyah,” tuturnya.
“Kelima, ihsan, berusaha menjadi teladan dan melakukan yang terbaik di mana pun, karena pimpinan Pemuda Muhammadiyah adalah teladan bagi para anggotanya dari cara bertutur kata dan berperilaku,” imbuh Mu’ti.
“Karena itu dengan lima prinsip ini mudah-mudahan Pemuda Muhammadiyah tetap bisa mengemban tujuannya, yaitu menghimpun dan menggerakkan potensi pemuda Islam untuk tercapainya tujuan Muhammadiyah,” pungkas Mu’ti