Padang, Panjimas – Bahasa menjadi alat untuk komunikasi semua ilmu, sehingga dapat menjadi penyeimbang kekuatan ilmu dan agama yang akhirnya sebagai acuan dan model bagi seluruh madrasah.
“Kalau di Ma’had bisa memberikan warna menjadi unggul antara pendidikan ilmu dan agama,”sebutnya.
Demikian pernyataan Sekjen Kemenag RI saat melaunching Madrasah Bilingual Bahasa Arab dan Bahasa Inggris pada momen Rapat Kerja Kanwil Kemenag Sumbar di Rokcy Hotel Padang, Kamis (23/02).
Sekjen berharap Rakerwil di Sumatera Barat diharapkan dapat dibreakdown Rakernas yang telah diselenggarakan di Surabaya.
Menurutnya apa yang menjadi langkah Sumbar dalam menginisiasi program Madrasah Bilingual perlu diapresiasi tinggi.
Tuntutan zaman sepatutnya merubah paradigma berpikir seluruh elemen madrasah saat ini. Terlebih lagi untuk indikator kualitas madrasah adalah akreditasi.
“Salah satu tolak ukur kualitas sekolah /madrasah adalah akreditasi. Untuk negeri sudah cukup karena telah dikawal selama ini karena standard sumber daya manusia, siswa dan pembelajarannya berbeda.” Jelasnya.
Hanya saja yang perlu diafirmasi kualitas dan sarprasnya justru madrasah swasta. Terlebih lagi madrasah negeri saat ini telah menjadi mentor madrasah swasta dalam konteks peningkatan kualitas.
“Semoga madrasah sumbar dapat bersaing dengan madrasah lain di Indonesia,” harap Nizar.
Disisi lain, Nizar menyayangkan alumni madrasah yang cenderung memilih kampus umum ternama ketimbang universitas Islam yang tersebar banyak di Indonesia.
“Saya agak sedih karena alumninya ini tidak ada memilih UIN Imam bonjol Padang. Tapi kuliah di oxford, Harvard, Jepang dan Rusia.”imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya mengaku mendorong sekaligus sangat mendukung program Madrasah bilingual yang digagas Provinsi Sumbar.
“Kalau di Serpong jelas wajib berbahasa arab dan Inggris. Karena bahasa menjadi alat untuk komunikasi semua ilmu. Sehingga menjadi penyeimbang kekuatan ilmu dan agama sehingga jadi model bagi seluruh madrasah.” Sebutnya.
Menurut Nizar rapat kerja yang dilakukan hari ini perlu evaluasi program kegiatan. Apa capaian kerja yang sukses dan mana yang masih terkendala di lingkungan madrasah, agar dicarikan solusinya.
Selain itu pentingnya mengadakan pengayaan materi agar bisa memperkuat rapat dewan organisasi yang lebih baik.
Harus ada pembekalan terhadap seluruh unsur madrasah agar mampu membaca situasi dan menganalisis masalah, yang akhirnya memantik ide kreatif menjadi program implementatif di madrasah.
“Bersyukur, alokasi anggaran Kanwil Kemenag Sumbar tahun ini mencapai 1,954 triliun,” katanya.
Sehubungan dengan itu, Nizar mengingatkan kembali, ada 2 fungsi yang menjadi konsen Kementerian Agama. Pertama, fungsi agama sebanyak 15,62% (305 M) 2 dan kedua fungsi pendidikan keagamaan yang mencapai 84,38% atau setara dengan 1,5 T.
“Hal itu mengingat tahun 2019 tercatat program kegiatan ada 12, sementara sekarang sudah diringkas menjadi 5, katanya.
Nizar menambahkan demi memperkuat peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah, pendidikan PAUD menjadi jawaban dan solusinya.
“Program Paud dan wajib belajar untuk memperkuat peningkatan kualitas pendidikan di dasar dan menengah, program kualitas dan pengajaran, program perguruan tinggi IAIN dan UIN. Anggaran untuk ini basisnya kewilayahan,” ujar Nizar.
Launching Madrasah Lingual tersebut disaksikan langsung Kakanwil H Helmi, Kabag TU H Miswan, Kabid Penmad H Hendri Pani Dias, Ketua DWP Kanwil Kemenag Sumbar, Ketua FKUB Sumbar Profesor Duski Samad, Ketua BAN (Badan Akreditasi Nasional) S/M Provinsi Sumbar Rifma, Jajaran Kabid Kanwil Kemenag Sumbar, Pembimas, Kakankemenag Kabupaten/kota dan puluhan peserta rapat lainnya.