Jakarta, Panjimas – Wakil Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) Pusat Ustadz Bernard Abdul Jabbar mengecam dan mengutuk tindakan pembakaran Al-Quran yang dilakukan Rasmus Paludan, pemimpin partai politik ekstrem kanan Swedia-Denmark.
Ustadz Bernard menilai, aksi yang dilakukan Paludan merupakan cermin Islamofobia yang masih menjangkiti sebagian masyarakat dunia.
“Bagi kami, aksi ini merupakan pelecehan terhadap Al-Quran dan umat Islam. Pastinya ini merupakan perbuatan Islamofobia yang tentunya sangat melukai hati setiap umat Islam di manapun,” ujar Ustadz Bernard, Sabtu (4/2/2023).
Ustadz Bernard mengatakan, Parmusi mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang merespons cepat dengan membuat nota diplomatik untuk memrotes aksi tersebut dan juga memanggil Duta Besar Swedia.
Di sisi lain, Ustadz Bernard meminta umat Islam di Tanah Air untuk tetap menjadi persatuan agar tidak mudah diusik oleh aksi serupa.
“Di Indonesia ini, kita adalah umat Islam terbesar di dunia. Oleh karena itu saya mengajak umat Islam untuk berada dalam satu semangat perjuangan melawan Islamofobia di manapun, apalagi jika itu terjadi di Tanah Air,” tegasnya.
Seperti diketahui, aksi pembakaran Al-Quran tidak hanya dilakukan Paludan di negera asalnya, Swedia. Ia kembali mengulangi perbuatan kejinya itu di Denmark.
Sontak, atas ulahnya itu Paludan mendapat kecaman dari masyarakat dunia. Tidak hanya umat Islam tapi juga masyarakat non muslim yang menyatakan kekecewaannya terhadap aksi rasis Paludan.
Dewan Eropa pun diketahui mengkritik Denmark yang dianggap melindungi aksi anti-Islam tersebut. Komisi anti-rasisme Dewan Eropa (ECRI) menyindir ujaran kebencian malah mendapat perlindungan dari polisi Denmark dengan dalih “kebebasan berekspresi,”