Jakarta, Panjimas – Dalam pandangan Muhammadiyah, Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan mekanisme demokrasi yang dianggap baik bagi terselenggaranya negara untuk menjaga kesinambungan kekuasaan dengan damai dan aman.
Oleh karena itu, menurut Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Izzul Muslimin pada, Rabu (25/1) di acara webinar yang diadakan Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Muhammadiyah berkepentingan agar Pemilu berjalan lima tahun sekali dan semakin baik kualitasnya.
“Muhammadiyah berkomitmen dan meminta komitmen semua pihak terkait dengan Pemilu 2024 agar dilaksanakan sesuai jadwal tanpa ada agenda tersembunyi untuk menunda pelaksanaannya,” ungkap Izzul.
Namun demikian, Izzul menengarai munculnya beberapa penyakit dalam Pemilu belakangan seperti biaya yang mahal, transaksional dan semakin liberal. Tujuan Pemilu untuk menghasilkan legislatif dan eksekutif yang mampu menciptakan regulasi dan kebijakan yang berpihak pada rakyat justru tergerus oleh kepentingan elite yang ingin mengembalikan modal atau ganti rugi para pemodal.
Terkait dengan komitmen Muhammadiyah untuk penyelenggaraan Pemilu tepat waktu, kata Izzul, saat ini ada sebagian kelompok yang baik secara terselubung atau terbuka menghendaki penundaan Pemilu. Dalam demokrasi hal itu wajar, tetapi jika itu memiliki maksud terselubung tentu mengkhawatirkan. Sebab akan menimbulkan spekulasi yang mengancam jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Karena jika Pemilu tidak berjalan sesuai jadwal, maka tentu ini akan berpengaruh pada jalannya pemerintahan dan aspek kehidupan.” Katanya.
Muhammadiyah berharap pada gelaran Pemilu 2024 mendatang sebagai pesta demokrasi yang kian membaik kualitasnya dari penyelenggaraan sebelumnya. Berbekal dari penyelenggaraan Pemilu sebelum-sebelumnya, seharusnya semakin ke sini penyelenggaraan Pemilu di Indonesia akan lebih baik dan hasil yang didapatkan lebih berkualitas.
“Tentu kita berharap juga pada Pemilu 2024 nanti bisa mencapai apa yang menjadi tujuan kita semua.” Tandas Izzul.