Jakarta, Panjimas —Saat ini setelah memiliki Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah juga mulai masuk pada AUM di bidang ekonomi sebagai pilar dakwah yang diharapkan juga bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti Muhammadiyah sedang mengusahakan AUM bidang ekonomi bisa built in dengan AUM Bidang Pendidikan dan Kesehatan
Di acara Hari Bermuhammadiyah Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (21/1), Mu’ti mencontohkan bahwa saat ini UMJ sudah memiliki BUMU atau Badan Usaha Milik Universitas. Keberadaan BUMU ini diharapkan memperkuat pendanaan di UMJ, agar tidak hanya mengandalkan SPP mahasiswa.
“Dan beberapa kampus Muhammadiyah telah memiliki itu, saya bermimpi UMJ itu memiliki hotel kaya UM Malang,” imbuhnya.
Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini menuturkan harapan supaya Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) memiliki badan usaha yang mampu membantu menopang pendanaan kampus, sehingga tidak bergantung pada SPP mahasiswa saja.
Mu’ti juga mencontohkan, PTMA yang memiliki gedung besar dengan kapasitas yang besar juga bisa menjadi sumber pemasukan, seperti Edutorium KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang saat ini sudah sering disewa untuk mengadakan acara-acara kaliber nasional maupun internasional.
Amal usaha, imbuh Mu’ti, dalam istilah lain juga bisa disebut sebagai sociopreneur, di mana dalam kehidupan manusia ini memiliki banyak aspek yang memiliki nilai ekonomi. Ke depan Mu’ti berharap Muhammadiyah bisa mengembangkan religio preneur, yaitu berbagai kegiatan keagamaan dikelola dengan pendekatan bisnis.
“Misalnya haji dan umroh itu dimensi ekonominya luar biasa, saat ini Pemerintah Arab Saudi menambah kuota haji untuk Indonesia, selain alasan covid sudah meredah, Suadi juga ingin mendapatkan income yang lebih banyak dari jamaah haji dan umroh yang berkunjung ke Tanah Suci,” ungkapnya.
Mengutip ucapan tokoh bisnis, Mu’ti menyebut bahwa di mana banyak orang berkumpul, maka di situ ada ekonomi yang berjalan. Kekuatan jamaah yang berkumpul ini menjadi energy dalam memutar rantai ekonomi. Terlebih sebentar lagi akan memasuki Bulan Ramadan.