Jakarta, Panjimas – Ekploitasi alam yang tanpa batas dan terus menerus dikhawatirkan akan berdampak kerusakan ekosistem yang dalam jangka panjang akan mempengaruhi kehidupan. Termasuk diantaranya sumber daya alam berupa air yang diberikan alam secara gratis.
Untuk itu maka Muhammadiyah DKI Jakarta berkomitmen untuk mendorong masyarakat mengurangi penggunaan air tanah, memanfaatkan air secara baik dan bijak, serta mendorong pemerintah daerah untuk menjamin ketersediaan air bersih plus murah untuk menjamin kebutuhan hidup warga.
“Muhammadiyah DKI Jakarta ingin berperan dalam perilaku pemeliharaan air yaitu pendidikan perilaku ramah air, seperti tidak menggunakan air tanah, serta menyediakan resapan air sebagaimana diatur dalam Fikih Air Muhammadiyah,” kata Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Sun’an Miskan seperti yang dilansir oleh Antara
Karenanya, lanjut dia, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta menyelenggarakan Sosialisasi Kedaulatan Air untuk Warga Jakarta di Cikini, pada Rabu ini dengan didukung oleh BUMD PAM Jaya.
Menurut Sun’an, kegiatan yang dihadiri perangkat pimpinan Muhammadiyah DKI Jakarta sampai tingkat cabang dan organisasi otonom, serta para akademisi dan pejabat PAM Jaya ini, merupakan bentuk dukungan mereka terhadap upaya PAM Jaya memberikan kedaulatan air di DKI Jakarta, dan bagian dari Syiar Musyawarah Wilayah Ke-22 Muhammadiyah DKI Jakarta yang diselenggarakan pada 11-12 Maret 2023.
“Dalam Al-Quran, ada 63 ayat yang menjelaskan tentang pentingnya air, maka menjaga air merupakan kewajiban bagi seluruh manusia. Karenanya, sosialisasi tentang kedaulatan air hari ini, merupakan hal penting untuk menjaga keberlangsungan kehidupan,” ucap Sun’an, Rabu (18/1/2023).
Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan tanggal 2 Februari 2023 PAM Jaya akan mengambil alih pelayanan air minum perpipaan di DKI Jakarta setelah 25 tahun dikelola oleh mitra swasta.
Pengambilalihan ini, diharapkan dapat menjadikan pelayanan air minum perpipaan akan berorientasi pada kedaulatan air di DKI Jakarta, dan bukan mengedepankan keuntungan semata.
Untuk memastikan kedaulatan air dapat terwujud, tentunya kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Muhammadiyah. Karena kedaulatan ini adalah pemberian hak dasar atas air bagi seluruh warga Jakarta, tanpa terkecuali,” ucap Arief.
Arief menambahkan, PAM Jaya telah menemukan solusi manajemen air yang tepat untuk menyediakan suplai air di sejumlah wilayah di DKI Jakarta, salah satunya di Marunda Kepu, Jakarta Utara di mana suplai air sempat terganggu sekitar tujuh bulan.
Hal tersebut, ternyata disebabkan usia pipa yang cukup tua sehingga tekanan air mesti dikurangi untuk mengurangi kebocoran pipa.
Menyadari kondisi itu, PAM Jaya menemukan solusi melalui pembangunan reservoir komunal atau bak penampungan air bawah tanah yang disertai pompa dorong.
“Kami bersyukur dengan adanya reservoir komunal, warga di Marunda Kepu, bahkan yang berlokasi paling ujung dan bersebelahan dengan laut bisa mendapatkan suplai air secara normal,” pungkasnya.