Jakarta, Panjimas – Sekjen MUI, Buya Amirsyah Tambunan memberikan sambutan dan apresiasi terkait film Buya Hamka yang akan tayang dalam waktu dekat. Dirinya mengaku sudah menyaksikan tayangannya sebanyak tiga episode.
Menurut Buya Amirsyah film Buya Hamka yang terkenal dari nama Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, populer dengan nama pena nya Hamka lahir dan wafat (17 Februari 1908 – 24 Juli 1981).
Beliau bukan saja seorang seorang ulama, tapi juga filsuf, dan sastrawan terkemuka di berbagai negara. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia sempat berkecimpung di politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam organisasi Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.
Gambaran sosok Buya Hamka yang menjadi daya tarik dalam film tersebut adalah karena Hamka yang memiliki karakter dan prinsip istiqomah dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hingga penyiksaan di penjara. Informasinya dalam waktu dekat ini akan di tayangkan di seluruh biskop yang ada di Indonesia.
Sebagai seorang yang autodidak, Buya Hamka berhasil menjadi mahasiswa di Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia serta dianugerahkan gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo Beragama mengukuhkan Buya Hamka sebagai seorang guru besar.
Hingga saat ini namanya disematkan untuk Universitas atau Kampus milik Muhammadiyah di Jakarta yang bernama Universitas Hamka dan beliau juga masuk dalam deretan daftar Pahlawan Nasional.
Dalam sambutannya Direktur PT Starvision yang juga produser film Buya Hamka, Chand Parwez Servia menyampaikan dalam penanda tanganan Adendum MUI antara Starvision dengan di MUI (17/1/23).
“Promosi film ini nanti menjelang tayang di bioskop dan berharap para penonton siap menanti film Buya Hamka yang tidak hanya unggul dalam bidang agama akan tetapi juga karena karakter beliau yang pas dalam memperbaiki kondisi bangsa saat ini,” ujarnya.
Dalam acara yang sama sambutan Waketum Buya Basri Barmanda mengatakan bahwa film Buya Hamka ini sudah di garap selama tiga tahun sebanyak tiga episode dengan harapan dapat memenuhi minat penonton yang sangat besar.