Jakarta, Panjimas – Di acara Ta’aruf Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul Aisyiyah (NA) periode 2023-2026, Ketua PP Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman menyebut bahwa NA merupakan jalan dakwah dan ibadah dengan restu dari suami dan anak-anak.
Teringat pesan ketika dirinya masih berada di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dr. Agus mengatakan bahwa, setiap amanah di Persyarikatan Muhammadiyah jangan dijadikan beban. Melainkan jika ingin semuanya terasa ringan, niatkan semua ini sebagai ibadah.
“Karena dengan kata kunci ibadah itu, yang tadinya mau futur jadinya mau bangkit kembali.” Ucapnya pada, Jumat (13/1) di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro. No 23, Kota Yogyakarta.
Dalam hematnya, jika amanah di persyarikatan diniatkan sebagai ibadah maka secara otomatis dan betul-betul akan menyisipkan waktu dalam mengemban amanah itu. Mengutip pesan Pak AR, dr. Agus mengatakan bahwa mengurus Muhammadiyah itu sebagai sambilan.
“Kata Pak AR sambil kerja ingat Muhammadiyah, sambil belajar ingat Muhammadiyah. Akhirnya yang terjadi awal kesannya sambilan, kita bisa memfokuskan dalam banyak waktu. Tapi dimulai tidak jadi beban,” ucapnya.
Menyinggung tentang tema kegiatan ini, “Mengiatkan Gerakan Dakwah dan Advokasi yang Responsif terhadap Keadilan Sosial melalui Kristalisasi Nilai Profetik, serta Pembentukan Karakter Kader Berwawasan Global Menuju Internasionalisasi Nasyiatul Aisyiyah.” Dokter Spesialis Saraf ini menuturkan bahwa ini adalah komitmen kader Nasyiah.
Selain itu, mengingat masa periodisasi Nasyiah yang singkat, dr. Agus menyarankan supaya ada program yang multi years. Menurutnya, jika program yang disusun hanya untuk satu periode, maka yang muncul adalah program-program yang kecil.
“Padahal kita sudah mengatakan Muhammadiyah itu gerakan, yang tidak berakhir kepemimpinan terus programnya itu berakhir. Maka penting untuk Nasyiah kali ini, kalau Raker yang panjang ini…. itu harus tetap melihat generasi sebelum kita,” ucapnya.
Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi kesehatan ini mengatakan, bahwa tugas kepemimpinan saat ini adalah bagian dari pelanjut kebaikan dari periode sebelumnya. Jangan sampai ada kesan bahwa periode sebelumnya tidak ada kebaikan sama sekali.
Namun demikian, tidak kemudian dalam memimpin Nasyiah tidak menyiapkan amunisi atau bekal untuk periode ke depannya. Sebab, harus ada kebaruan-kebaruan program yang aktual dengan perubahan zaman.