Bekasi, Panjimas – Terkait dengan semangat jihad kedaulatan ekonomi yang saat ini digaungkan oleh umat Islam di Indonesia, menurut Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas akan susah direalisasikan jika umat ini masih tercerai-berai.
Oleh karena itu dirinya mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk menutup kelemahan tersebut. Pasalnya, yang menentukan nasib umat Islam ke depan bukan hanya potensi kekuatan, tetapi juga kelemahan ini menjadi yang berpengaruh dalam menentukan arah.
“Jadi umat Islam ini nasibnya bukan ditentukan oleh kekuatannya saja, tapi sangat ditentukan oleh kelemahannya.” ungkap Abbas pada (8/1) di Kajian Islam Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Grand Wisata Tambun, Bekasi.
Dalam kacamata Abbas, negeri ini dengan segala kebijakan yang diproduksi dikendalikan oleh para elite strategis. “Semestinya kalau kita ingin memberi warna, maka kita harus berusaha untuk menempatkan orang-orang kita di puncak-puncak piramida di setiap elite itu,” tuturnya.
Sekurangnya Abbas menyebutkan elite strategis tersebut meliputi agamawan, politisi, cendekiawan, pengusaha, birokrat, profesional, jurnalis, pendidik, pekerja sosial, budayawan, tentara dan polisi dan lembaga penegak hukum yudikatif.
Dirinya mendorong umat Islam, lebih-lebih kader Persyarikatan Muhammadiyah untuk andil di dalam elite strategis tersebut. Hal itu bertujuan untuk menyemaikan rahmatan Islam bagi seluruh alam, dengan segala produk yang dihasilkan bermanfaat bukan hanya kepada dirinya, golongan, termasuk agamanya saja.
“Yang harus bisa merasakan kenikmatan, kesejukan dan kedamaian dari ajaran Islam itu tidak hanya orang yang beragama Islam saja, tapi orang yang tidak beragama Islam pun merasakan kesejukannya dan itulah yang diperlihatkan dan dipertontonkan oleh Nabi Muhammad,” imbuhnya.
Dia berpesan, apabila umat Islam ingin mengisi puncak-puncak elite strategis tersebut harus memiliki visi dan misi yang universal. Bahkan kebijakan yang diproduksi oleh pemimpin muslim bukan hanya menguntungkan bagi manusia saja, tetapi juga binatang, dan seluruh alam.