Jakarta, Panjimas – Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) mendirikan Pusat Rehabilitasi Narkoba di daerah Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau. Inisiatif ini dilakukan guna membantu menangani masalah narkoba dan perilaku menyimpang, termasuk LGBT Pemerintah Provinsi Riau
“Di sini ada lebih kurang 12 ruangan. Intinya Muhammadiyah khususnya UMRI selaku gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar sangat sejalan dengan cita-cita tulus dan murni dari Pemerintah Provinsi Riau,” terang Rektor UMRI Saidul Amin, Senin (9/1/2023), dikutip laman Muhammadiyah.
Selain sebagai bagian dari aktualisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar, Pusat Rehabilitasi ini juga merupakan bantuan yang diberikan oleh Muhammadiyah ke Pemprov Riau dalam menanggulangi narkoba dan perilaku penyimpangan lain.
UMRI juga menyediakan bimbingan konseling terkait penyimpangan LGBT. Menurutnya, dalam menghadapi segala tantangan dan persoalan yang terjadi di Provinsi Riau tidak bisa dilakukan hanya dengan retorika, dan marah-marah tanpa ada aksi konkrit dan solusi.
“Kita selalu mendengar keluh kesah dari pak Gubernur maraknya narkoba dan LGBT di Riau. Kita tidak bisa marah-marah tentu kita beri solusi. Untuk narkoba akan kita buat disini, sedangkan untuk LGBT kita sudah siapkan pusat konseling yang bekerja sama dengan Malaysia,” ungkapnya.
Saidul Amin menambahkan, bahwa pihaknya menyadari atas segala persoalan yang terjadi di daerahnya tidak bisa pemerintah mengatasinya secara mandiri. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi harus diselesaikan secara kolaborasi.
“Sebab walau bagaimanapun Pemprov Riau tidak mungkin bekerja sendiri maka sebagai elemen masyarakat UMRI harus mensupport dengan sepenuh hati apa yang dilakukan,” pungkasnya.
Pusat Rehabilitasi ini merupakan program UMRI yang dilakukan oleh Studi Psikologi Islam untuk membantu mengatasi penyalahgunaan narkoba. Terkait dengan ini, Gubernur Riau, Syamsuar menyambut baik gagasan ini dan mengapresiasinya.
“Kami menyambut baik gagasan dari pengurus Muhammadiyah ini untuk menyiapkan pusat rehabilitasi. Sehingga nanti mudah-mudahan ini bisa membuat para pengguna narkoba kembali bergaul dengan komponen masyarakat dan lebih produktif,” ujarnya.
Dia menuturkan bahwa saat ini di wilayahnya, pengguna narkoba tercatat sangat banyak jumlahnya. Oleh karena itu Syamsuar berharap program ini mendapat restu dari BNN baik yang di Pusat maupun Provinsi.
“Ini tentunya harapan kami ke depannya mudah-mudahan direstui juga oleh BNN Pusat dan BNN Provinsi karena pada saat ini pengguna narkoba di Riau cukup besar jumlahnya,” jelasnya.
Gubri Syamsuar sangat merespons baik dengan program yang diberikan pihak Muhammadiyah tersebut. Sehingga, dirinya mendukung penuh tanah wakaf dari muhammadiyah yang akan dipersiapkan untuk pusat rehabilitasi narkoba.