Jakarta, Panjimas – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan, perluasan bantuan kemanusiaan Muhammadiyah ke Afrika sejalan dengan program internasionalisasi organisasi yang didirikan pada 1912 itu.
Dia mengatakan, Muhammadiyah berusaha memperluas dakwah di luar negeri melalui kegiatan kemanusiaan dan pendidikan. “Internasionalisasi itu merupakan aktualisasi Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin,” kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (28/12).
Mu’ti melihat, masyarakat di Afrika, khususnya umat Islam, masih sangat tertinggal. “Mereka sangat membutuhkan uluran tangan, dan bantuan untuk Afrika lebih karena permintaan sehingga pemenuhannya Insya Allah benar-benar bermanfaat,” ucapnya.
Ihwal pendirian lembaga pendidikan di sana, dia menyebutkan, Muhammadiyah belum berencana mendirikan lembaga pendidikan di Afrika. Dalam pertemuan dengan Dubes Kenya, memang ada tawaran agar Muhammadiyah membuka pendidikan.
“Lahannya mereka yang menyediakan. Akan tetapi, mendirikan lembaga pendidikan di Afrika belum menjadi prioritas. Untuk Afrika, yang kita tawarkan adalah beasiswa untuk mereka belajar di perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia,” tuturnya.
Dalam pertemuan dengan Dubes Kenya itu, Mu’ti menyampaikan, Muhammadiyah menjanjikan minimal 20 beasiswa. “Tapi untuk teknis baru akan dibicarakan kemudian,” kata dia.
Muhammadiyah siap memberikan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Muslim di wilayah utara Kenya. Muhammadiyah menyanggupi untuk membangun masjid dan beberapa sumur di bagian utara Kenya. Di bidang pendidikan, Muhammadiyah menawarkan beasiswa penuh kepada para pelajar Kenya untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Muhammadiyah.
Ketua PP Muhammadiyah bidang hubungan dan kerja sama internasional, Syafiq A Mughni menjelaskan, di tahun pertama, Muhammadiyah memberikan kuota untuk 20 mahasiswa asal Kenya di berbagai bidang disiplin ilmu. Di tahun berikutnya Muhammadiyah akan melakukan evaluasi dan tidak menutup kemungkinan kuota tersebut akan ditambah.