Surabaya, Panjimas — Apa yang sudah dilakukan oleh Muhammadyah selama ini rupanya tidak luput dari sorotan dan perhatian para kepala-kepala daerah di Indonesia. Seperti halnya yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur terhadap kiprah Muhammadiyah selama ini.
Adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasinya kepada Muhammadiyah Jawa Timur karena memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim. Capaian IPM di Jatim pada 2022 menunjukkan peningkatan signifikan yang mencapai 72,75 persen atau tumbuh 0,85 persen dari capaian IPM 2021.
“Alhamdulillah tahun ini IPM mengalami kenaikan sangat signifikan. Tentunya hal ini dapat tercapai atas dukungan dari seluruh ikhtiar elemen strategis Jawa Timur khususnya pada amal usaha pendidikan, kesehatan, dan layanan ekonomi Muhammadiyah se-Jawa Timur,” ujarnya, Senin (26/12/2022) seperti yang dilansir Republika.co.id
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur baru saja menyelesaikan musyawarah wilayah (Musywil) ke-16 di Kabupaten Ponorogo pada 24 dan 25 Desember 2022. Muswil yang digelar melahirkan ketua PWM periode 2022-2027, yakni Sukadiono yang merupakan rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meyakini terpilihnya Sukadiono akan semakin menguatkan dua sektor penting yang selama ini dirintis Muhammadiyah, yakni pendidikan dan layanan kesehatan. Muhammadiyah mengawali pengabdiannya dengan mendirikan sekolah berupa Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) pada 1 Desember 1911, dan kemudian mendirikan Pusat Kesehatan Umum pada 1923 yang keduanya terus berkembang hingga saat ini.
Khofifah mengatakan, dalam upaya memajukan kehidupan bangsa dan negara, maka IPM menjadi bagian yang sangat penting untuk terus dijadikan tolak ukur. Khofifah melanjutkan, peran Muhammadiyah tidak hanya berhasil mendukung peningkatan IPM di Jatim. Melainkan juga menguatan IPM bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Khofifah pun menceritakan kunjungan kerjanyanya beberapa waktu lalu di Malaysia. Di sana, Khofifah melihat kontribusi Universitas Muhammadiyah khususnya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang telah mengirimkan mahasiswa KKN untuk mengajar di sanggar-sanggar belajar bagi anak-anak keluarga PMI di Malaysia.
“Karena disana masih ada yang berumur 15 tahun, tapi tidak bisa membaca dan menulis. Mereka butuh pendidikan,” ujarnya.
Khofifah pun secara khusus meminta izin agar ada kebijakan secara nasional yang memungkinkan mahasiswa Universitas Muhammadiya bisa melaksanakan KKN sebagai pendidik di Malaysia. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Natsir mengajak kader-kadernya mengintensifkan dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas gerakan menanamkan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan masyarakat.
Ia juga mengajak kadernya membangun dan meningkatkan kualitas pembinaan jamaah serta komunitas masyarakat akar rumput. Selain itu, kata Haedar, yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Haedar juga mengajak kader memperkukuh bangunan persatuan bangsa, ukhuwah umat agar bisa menjadi bangsa yang besar dan berkemajuan.
“Tidak ada bangsa yang maju jika terpecah belah. Tidak ada negara yang maju jika berantakan dan terlibat konflik serta perang saudara. Maka Muhammadiyah harus menjadi perekat persatuan bangsa,” ujarnya.