Yogyakarta, Panjimas – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief bersyukur dengan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) tahun 1443 H/2022 M yang mencapai 90,45 atau masuk kategori sangat memuaskan.
Namun, Hilman juga mengingatkan jajarannya bahwa peningkatan poin itu menjadi tantangan tersendiri bagi Kemenag, khususnya Ditjen PHU, untuk penyelenggaraan haji di masa mendatang. Mempertahankan prestasi ini, kata Hilman, menjadi tantangan, apalagi jika pemerintah Arab Saudi memberlakukan kuota penuh untuk jemaah haji Indonesia.
“Poin terberat adalah mempertahankan poin tersebut ketika kuota full. Tantangannya bagaimana aspek ibadahnya, bagaimana strategi jemaah lansianya dan sebagainya,” kata Hilman saat Evaluasi Bimbingan Manasik Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) di Yogyakarta. Kamis (23/12/2022).
Untuk itu, Hilman melihat pentingnya menjaga kesolidan Kemenag dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) perhajian, salah satunya dengan KBIHU. Ia bercerita, saat ini Kementerian Haji dan Umrah Arab Saydi sedang mensimulasikan penyelenggaraan haji tahun 1444 H/2023 M. “Apakah sama atau ada pergeseran fiqh atau tidak ini yang akan menjadi pegangan KBIHU,” ujar Hilman.
Simulasi tersebut akan menghadirkan perwakilan ulama dari empat mahzab, yakni Mahzab Syafi’i, Mahzab Hanafi, Mahzab Hambali, serta Mahzab Maliki. Mereka akan memutuskan formulasi dan skenario penyelenggaraan haji tahun 1444 H/2023 M.
“Akan hadir perwakilan empat Mahzab dalam memutuskan formulasi penyelenggaraan haji tahun depan,” terang Hilman
Ia pun memohon dukungan dari KBIHU agar layanan haji tahun depan lebih baik lagi. “Kami mohon dukungan dari kawan-kawan KBIHU agar penyelenggaraan haji tahun depan lebih baik lagi,” tandasnya.