Yogyakarta, Panjimas – Pada acara Hari Bermuhammadiyah yang diadakan RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta dan Gamping pada, Rabu (15/12), RS PKU Muhammadiyah Kota launching logo satu abad.
Direktur RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta, dr. Komaruddin dalam sambutannya menuturkan bahwa, di usia seabad ini, RS PKU Muhammadiyah Kota dan Gamping terus menjalin kolaborasi dengan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lain, lebih-lebih yang bergerak di bidang pendidikan.
Tentang Milad ke-100 tahun untuk RS PKU Muhammadiyah Kota dan ke-14 tahun RS PKU Muhammadiyah Gamping, Dokter Spesialis Anak ini menuturkan bahwa tema yang diangkat adalah ‘Lintasi Zaman, Sehatkan Bangsa”.
Pemilihan tema tersebut, imbuhnya, terinspirasi dari ungkapan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir yang mengatakan bahwa RS PKU Muhammadiyah Kota bukan hanya sebagai institusi kesehatan, melainkan juga heritage karena menjadi rumah sakit pertama dan tertua yang dimiliki oleh pribumi.
“Tidak hanya heritage dalam bentuk fisik, namun juga dalam bentuk layanan kesehatan. Karena setelah lahir RS PKU Jogja, lalu kemudian pada 1923 diikuti oleh rumah sakit PKU Muhammadiyah di Surabaya,” ungkapnya.
RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta merupakan embrio yang mengawali tumbuh suburnya rumah-rumah sakit Muhammadiyah yang kini berjumlah 120, dan sekitar 400-an Klinik Muhammadiyah-’Aisyiyah di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah.
“Insyaallah pada 15 Februari 2023 akan segera muncul RS PKU Muhammadiyah Sleman,” imbuhnya.
Di bulan dan tahun yang sama juga akan dilakukan ground breaking RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta ‘Reborn’. Sementara itu, mewakili Badan Pengurus Harian (BPH) RS PKU Muhammadiyah Kota dan Gamping, Budi Setiawan optimis akan langkah yang akan ditempuh oleh RS PKU Muhammadiyah.
Tokoh Muhammadiyah kelahiran Kampung Kauman, Yogyakarta ini menjelaskan bahwa memang sejak awal RS PKU Muhammadiyah merupakan pengamalan dari roh Muhammadiyah. Oleh karena itu spirit Muhammadiyah harus dijaga di semua AUM.
Upaya untuk penguatan kemuhammadiyahan perseorangan maupun kelembagaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, sehingga nyala semangat untuk bermuhammadiyah tidak boleh berhenti.
“Memang ada kegiatan yang sifatnya penggembira, juga ada kegiatan yang sifatnya untuk mengingatkan kita bersama untuk selalu bermuhammadiyah,” ucapnya