Jakarta, Panjimas – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berpesan kepada mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) baik yang sedang, akan, maupun yang sudah wisuda untuk menjalankan tugas sebagai cendekiawan muslim sekaligus memiliki filosofi growth mindset.
Alih-alih menghakimi diri apabila lulus kuliah dengan IPK minimal, sebaliknya, mahasiswa Muhammadiyah harus optimis dan berpikir bahwa di masa depan harus lebih baik dari masa lalu dan masa kini. Filosofi ini boleh dimiliki oleh mahasiswa Muhammadiyah dalam menyongsong masa depan.
“Tapi itulah bekal anda semua untuk sukses, karena sukses kita tidak sepenuhnya ditentukan oleh indeks prestasi.” Ucap Mu’ti di acara Wisuda Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) periode II tahun 2022, Selasa (13/12).
Hal itu Mu’ti utarakan karena tidak semua hal tentang kehidupan ini dipelajari di bangkau perguruan tinggi. Mengutip Dennis Mark dan Michael Dam, Mu’ti menyebut bahwa bangku sekolah dan perguruan tinggi tidak mengajarkan segalanya, dan tidak bisa memberikan semuanya.
Di dunia yang dihadapkan dengan kemajuan teknologi digital, manusia akan senantiasa terus tertinggal dari kemajuan. Terkait dengan bekal menghadapi kemajuan-kemajuan, Mu’ti mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengandalkan belajar di kampus saja.
“Karena perkembangan teknologi itu mengikuti garis eksponensial (sementara manusia mengikuti garis datar). Yang kita bangun adalah mentalitas pembelajar dalam diri kita. Kita semua harus menjadi long life lerner, pembelajar sepanjang hayat,” imbuhnya.
Ke depan, sambung Mu’ti, tidak lagi penting di mana tempat bekerja, tetapi yang paling penting adalah bagaimana mahasiswa Muhammadiyah bisa berperan dan bermanfaat bagi yang lain. Oleh karena itu, di tempat kerja dan bermasyarakat merupakan kampus tempat belajar.
Dalam tugas cendekiawan muslim yang ditulis oleh Ali Syariati, Abdul Mu’ti mengatakan bahwa, mahasiswa Muhammadiyah senantiasa berusaha menjadi cendekiawan yang memiliki manhaj, ideologi, prinsip hidup serta visi yang jelas, dan dia berusaha melakukan perubahan di masyarakat dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.
“Saudara-saudara sekalian perlu berada pada level sebagai cendekiawan; manusia yang berilmu, berkarakter dan manusia yang memiliki integritas, serta berusaha untuk bagaimana melakukan perubahan di masyarakat dengan ilmu, integritas dan keunggulan yang dimiliki,” harap Mu’ti.