Medan, Panjimas —Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais di acara Wisuda Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Periode ke-II tahun 2022, Senin (12/12) menyebut yang telah dicapai oleh UMSU saat ini merupakan ‘loncatan raksasa’.
Sukses besar dalam loncatan raksasa yang dilakukan oleh UMSU menurutnya bukan hanya dilakukan oleh generasi sekarang, tetapi para pendahulu juga berperan dalam capaian luar biasa saat ini. Selain itu, hal ini juga bukan hanya karya dari satu orang saja, melainkan hasil dari kerja kolektif.
“Mengelola ke semua itu menjadi kekuatan itu adalah sesuatu hal yang tidak mudah, dan UMSU berhasil mengelolanya dengan sebaik-baiknya.” Ucapnya.
Bahkan Dahlan mengaku sampai kehabisan kata-kata ketika menyaksikan perkembangan universitas Muhammadiyah yang berdiri pada 27 Februari 1957 ini. Dengan segala prestasi dan kemajuan yang saat ini diraih, Dahlan juga mengingatkan supaya jangan sampai terlena dan berbangga secara berlebihan.
Pada kesempatan ini, Dahlan Rais juga menyampaikan ‘oleh-oleh’ Muktamar 48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang dihelat beberapa waktu lalu di Surakarta. Hemat Dahlan, muktamar lalu itu menjadi permusyawaratan yang demokratis dan produktif. Ditambah dengan proses pemilihan pimpinan yang uswah hasanah.
Proses pemilihan yang menggunakan sistem e-voting, imbuhnya, mungkin akan menjadi solusi dan wajah baru pemilu di masa depan. Meski memiliki tantangan tersendiri, namun dirinya yakin sistem pemilihan tersebut merupakan alternatif baik bagi pemilihan-pemilihan yang dilakukan di tempat lain.
“Ringkas kata kita bersyukur kepada Allah, kemudian kita mengambil keputusan yang terdiri dari beberapa hal yang kami kira mencerminkan tema muktamar itu sendiri, yaitu Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta.” Ucapnya.
Dari semua proses dan dinamika yang terjadi dan dihasilkan Muktamar 48, menurut Dahlan dari semua itu yang penting dan bisa dijadikan oleh-oleh adalah Risalah Islam Berkemajuan. Risalah ini merupakan oleh-oleh yang dibahas pada Muktamar 48, yang disampaikan sejak Tanwir di Bengkulu pada 2019.
Dalam risalah tersebut disebutkan bahwa, Islam merupakan agama yang mempertinggi dan meletakkan manusia pada harkat dan martabatnya, serta membawakan pesan nilai-nilai universal yaitu kejujuran, kebenaran dan keadilan, serta bertolak belakang dan melawan keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan kerusakan akhlak.
Sumber: Muhammadiyah.or.id