Jakarta, Panjimas – Meskipun sudah tertinggal 2-0 dari Argentina, namun Belanda terus memberikan perlawanan sehingga lewat kaki Wout Weghorst, Belanda mampu menggetarkan gawang Argentina sehingga Belanda bisa memperkecil kekalahannya menjadi 2:1
Belanda karena ingin menang terus melakukan serangan sehingga pada saat injury time mereka akhirnya bisa melesatkan gol keduanya lewat pemain yang sama sehingga skor menjadi imbang 2:2
Menurut peraturan yang ada untuk menentukan pemenang mereka harus melanjutkan pertandingan lewat perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Dalam perpanjangan waktu mereka sama-sama tidak mampu menambah gol sehingga berdasarkan ketentuan yang ada harus dilakukan adu penalti.
Dalam masa adu penalti tersebut Belanda dan Argentina sama-sama tegang karena dicekam oleh ketakutan gagal dan kalah dalam adu penalti. Argentina baru bisa bersorak setelah unggul dalam adu penalti sementara Belanda langsung lemas karena kalah.
Apakah Belanda tidak lagi sanggup untuk melanjutkan pertandingan ? Bukan persoalan sanggup dan tidak sanggup atau mau dan tidak mau tapi memang begitulah peraturannya. Apakah Belanda protes ? tidak, karena mereka tahu peraturan yang harus mereka junjung tinggi.
Jadi disini terlihat bagaimana peraturan dan ketentuan yang ada, benar-benar telah menjadi kata pemutus dan penyelesai terhadap masalah yang mereka hadapi. Untuk itu para politisi di negeri ini seharusnya juga bisa mengambil ibrah atau pelajaran dari sepakbola dunia tersebut dimana kita lihat semua yang ikut berkompetisi sama-sama ingin menang tapi juga sama-sama menghormati peraturan yang ada sehingga ajang sepakbola dunia tersebut berjalan dengan baik, aman dan lancar.
Jadi dari ajang sepakbola dunia ini kita mendapat pelajaran berharga bahwa kalau kita ingin negeri kita aman, tentram dan damai maka semua pihak terutama para politisinya haruslah menghormati konstitusi dan atau ketentuan yang ada serta janganlah ada diantara kita dengan berbagai alasan mencoba untuk melanggarnya karena hal demikian jelas hanya akan membuat negeri ini akan terseret ke dalam kerusuhan dan kegaduhan, dan kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi.
Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI