Jakarta, Panjimas – Paska Muktamar Solo 2022 kemarin untuk pertama kali di kepengurusan periode baru dimulailah kegiatan Pengajian Umum PP Muhammadiyah yang dilakukan secara daring pada hari Jumat, (9/12/2022).
Dalam kesempatan acara pengajian itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menitipkan pesan kepada seluruh keluarga Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah dan kelompok kerja lainnya untuk menyatukan energi. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung tagline lima tahun ke depan, yaitu Muhammadiyah unggul berkemajuan.
“Muhammadiyah di muktamar kemarin dalam programnya untuk tagline lima tahun ke depan adalah Muhammadiyah unggul berkemajuan. Itu perlu energi baru yang diakselerasi, diagregrasi dan ditransformasikan oleh kita semua,” ucap dia dalam Pengajian Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jumat (9/12/2022).
Pengajian kali ini disebut sebagai yang pertama untuk pengurus periode baru usai muktamar beberapa waktu lalu. Langkah-langkah awal mulai dilakukan seiring dengan hasil muktamar, yang selalu diharapkan ada dalam ridha dan karunia-Nya.
Ia pun menyebut muktamar sebelumnya berjalan dengan baik, lancar dan sukses. Yang tidak kalah penting, muktamar ini telah menghasilkan keputusan-keputusan terbaik dan hasil maksimal dari seluruh muktamirin/muktamirat, yang memiliki pengalaman, kearifan, serta kesadaran kolektif membawa Muhammadiyah ke arah yang lebih maju.
“Berbicara tentang energi baru, sesungguhnya kita sudah punya modal energi itu. Dimensi energi dalam Muhammadiyah adalah Tauhid yang menjadi kekuatan dasar pergerakan Islam,” katanya.
Prof Haedar Nashir menyebut Tauhid dalam Muhammadiyah tidak dibiarkan menjadi pandangan metafisika yg bersifat dogmatis, tapi dipancarkan berupa dorongan dan gerakan. Tauhid juga ditampilkan dalam bentuk ikhlas, tidak dibicarakan namun dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian memunculkan jiwa tulus.
Usai muktamar, ia mengajak seluruh anggota Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, serta kelompok kerja dan lembaga di dalamnya untuk mulai bergerak. Hal ini dimaksudkan agar ada dinamika baru yang merupakan pancaran energi baru.
Ia lantas mengingatkan untuk terus membangun kolektivitas, kebersamaan dan dinamika yang memberi ruang inovasi dan lompatan-lompatan baru. Meski kolektivitas yang pasif atau normatif bisa menjaga harmoni, namun kealpaan dinamisasi dikhawatirkan membuat Muhammadiyah hanya berbentuk organisasi paguyuban.
“Kolektifitas dan kolegialitas harus bisa menghasilkan kreativitas, inovasi dinamisasi, bahkan transformasi. Tujuannya, agar organisasi kita maju. Inilah ruang dinamika untuk bergerak melalui koridor sistemnya,” kata dia.
“Saya juga menitip pesan agar kepemimpinan ke depan harus bergerak dinamis dan tranformatif, agar energi yang dimiliki menjadi kekuatan sentrifugal, membawa kemajuan-kemajuan yang lebih maju, dahsyat dan meluas,” pungkasnya