Jakarta, Panjimas – Masih terkait dengan disyahkan nya RUU menjadi UU KUHP yang menjadi polemik dan terjadi penolakan dimana mana. Hal itu terjadi karena banyak pasal-pasal dalam UU KUHP itu yang dinilai bermasalah dan merugikan masyarakat banyak.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia ketika merespon KUHP yang baru mengatakan bahwa Amerika Serikat khawatir jika pasal-pasal moralitas yang mencoba mengatur apa yang terjadi dalam rumah antara orang dewasa yang suka sama suka dapat berdampak negatif terhadap iklim investasi di Indonesia.
“Pernyataan ini jelas-jelas sangat tendensius dan bernada mengancam karena dalam pernyataan tersebut terlihat pemerintah AS ingin memaksa dan mendesak bangsa indonesia agar mentolerir praktek LGBT dan kumpul kebo,” ujar Buya Anwar Abbas selaku Wakil Ketua MUI Pusat, lewat pesan tertulisnya pada, Rabu (7/12/2022).
Lebih lanjut Buya Anwar Abbas juga menyampaikan bahwa jika pemerintah Indonesia tidak mau mengikuti sikap dan pandangan tersebut maka mereka tidak akan berinvestasi di indonesia.
“Sikap dan pandangan dari pemerintah AS yang seperti ini jelas-jelas sangat kita sesalkan karena mencerminkan sikap yang kurang bersahabat dan tidak menghormati bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, beragama dan berbudaya,” tandas Buya Anwar yang juga selaku ketua PP Muhammadiyah.
Oleh karena itu menurutnya, jika Amerika Serikat tetap memaksakan sikap dan pandangannya yang seperti ini maka dengan meminjam kata-kata Bung Karno kita perlu menyatakan : GO TO HELL WITH YOUR AID AND INVESTATION karena sebagai bangsa yang berfalsafahkan Pancasila dan berhukum dasar dengan UUD 1945 yang kita cari dan usahakan tidak hanya bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi bangsa yang maju secara material saja tapi juga supaya kita bisa menjadi bangsa yang berakhlak dan berbudaya.
“Untuk itu kita meminta pemerintah AS agar menghormati nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena kita sebagai bangsa ingin hidup dengan jati diri kita sendiri bukan dengan jati diri orang dan atau bangsa lain,” pungkasnya.