Bandung, Panjimas — Sampaikan amanat dan membuka acara Pembukaan Muktamar ke-XIV Nasyiatul Aisyiyah, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir doakan muktamar ini menjadi uswah hasanah dan berkemajuan sebagai Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah di Surakarta.
Selain itu, Haedar juga berharap muktamar ini berjalan sesuai dengan tema “Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban”. Muktamar yang uswah hasanah dan berkemajuan, merupakan cerminan diri dari gelaran permusyawaratan yang dimiliki oleh Muhammadiyah beserta organisasi otonom nya.
“Muktamar itu bukan etalase, tetapi cermin dari Muhammadiyah dan seluruh keluarga besar persyarikatan dan insyaallah menjadi juga tentu akan menjadi contoh bagi bangsa Indonesia yang tahun 2024 bermuktamar, yaitu pemilu 2024.” Ungkap Haedar, Sabtu (3/12) di Gedung Budaya Soreang, Kabupaten Bandung.
Haedar menambahkan bahwa melalui Muktamar ke-XIV Nasyiatul Aisyiyah ini, juga harus disertai semangat bersatu di dalam Nasyiah, persatuan Indonesia dan gotong royong, sekaligus saling tolong menolong sebagaimana perintah yang ada di dalam Al Qur’an. Menurutnya, hal ini yang mengikat seluruh elemen yang terhimpun dalam persyarikatan.
Dalam konteks kebangsaan, Guru Besar Sosiologi ini menyebut bahwa Indonesia bisa tetap bertahan dan maju seperti sekarang disebabkan oleh persatuan dan gotong royong dari seluruh elemen yang ada. Persatuan, kemajuan dan gotong royong tersebut lahir dari perjuangan panjang dan ketulusan.
“Maka insyaallah dari acara muktamar ini akan lahir semangat itu,” imbuhnya.
Sebagai acara untuk meregenerasi kepemimpinan, di persyarikatan kepemimpinan yang ada di merupakan usaha menghadirkan nilai-nilai Islam untuk pengkhidmatan, yang memadukan antara nilai agama yang membawa peradaban bangsa dan agama yang membangun peradaban itu sendiri.
“Kepemimpinan dalam perspektif Islam itu adalah proyeksi dari fungsi kerisalahan nabi, artinya adalah kepemimpinan prophetik atau kepemimpinan kenabian. Untuk menegakan nilai-nilai agama yang bukan ekslusif untuk orang Islam itu sendiri,” ungkapnya.
Sedangkan bagi suami yang mendampingi para istri yang mengikuti Muktamar ke-XIV Nasyiatul Aisyiyah, Haedar berpesan supaya mereka menjaga anak-anaknya dengan gembira dan jangan ada komplain, sebab mereka datang sebagai Penggembira supaya tidak gugur status tersebut maka para suami harus senantiasa bergembira dalam menjaga anak-anaknya.
Sumber: muhamadiyah.or.id