Situbondo, Panjimas — Kementerian Agama menggelar Mudzakarah Perhajian Indonesia tahun 2022. Mengangkat tema “Bipih dan Keberlangsungan Penyelenggaraan Ibadah Haji”, mudzakarah berlangsung di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo.
Hadir, Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah KH R Ahmad Azaim Ibrahimy, KH Afifuddin Muhajir, Staf Khusus Menag Bidang Ukhuwah Islamiyah dan Moderasi Beragama Ishfah Abidal Aziz, sejumlah Ulama yang tergabung dalam konsultan haji 2022, pejebat Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), serta para Kanwil Kemenag Provinsi dan Kabid PHU dari seluruh Indonesia.
Direktur Bina Haji Ditjen PHU Arsad Hidayat mengatakan mudzakarah digelar dalam rangka merespon dinamika penyelenggaraan haji, khususnya setelah Saudi menerbitkan kebijakan untuk menaikkan biaya Masya’ir pada musim haji 2022 dengan jumlah signifikan, mencapai Rp23juta per jemaah.
Kebijakan tersebut, kata Arsad, perlu direspon dalam dua perspektif. Pertama, perspektif tata kelola keuangan untuk keberlangsungan pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji. Kedua, perspektif agama berkenaan dengan konsep istitha’ah.
“Untuk menajamkan target mudzakarah, akan ada penyampaian materi dari pakar bidang keuangan haji dan materi terkait istitha’ah dan pendanaan haji dari perspektif ahli agama,” terang Arsad saat memberikan sambutan pada pembukaan Mudzakarah Perhajian Indonesia di Situbondo, Senin (28/11/2022).
“Hasil mudzakarah ini akan dijadikan untuk membuat kebijakan yang terkait dengan pembiayaan jemaah haji 2023,” sambungnya.
Mudzakarah Perhajian akan berlangsung tiga hari, 28 – 30 November 2022. Selain para pejabat dan unsur Kemenag, hadir juga perwakilan ormas Islam