Jakarta, Panjimas – Salah satu isu strategis yang akan dibicarakan dalam muktamar Muhammadiyah yang akan datang adalah bagaimana memperkuat persatuan umat. Demikian yang disampaikan oleh Anwar Abbas selaku
Ketua PP Muhammadiyah kepada Panjimas pada Selasa, (15/11/2022).
“Memang umat Islam di negeri ini secara statistik merupakan kelompok mayoritas tetapi umat islam belum bisa tampil sebagai kekuatan mayoritas yang menentukan karena masih diselimuti oleh mental minoritas dan pecundang. Meskipun sudah ada ormas-ormas islam yang merupakan kekuatan dan wujud partisipasi umat dalam kehidupan kebangsaan yang terbentuk sebagai usaha pembinaan iman, kesalehan spiritual dan akhlak mulia ternyata eksistensi dari ormas-ormas islam tersebut masih belum cukup tangguh untuk menjadikan umat islam sebagai kekuatan penentu di negeri ini,” ujar Buya Anwar Abbas
Hal itu mungkin menurut dirinya disebabkan karena masih kuat dan kentalnya sentimen primordial dan masih lemahnya nilai-nilai persatuan, persaudaraan dan tolong menolong diantara mereka. Untuk itu bagi terbangunnya rasa persatuan dan kesatuan yang kuat di kalangan umat maka Muhammadiyah melihat perlunya kita mengusahakan terciptanya wawasan keislaman, kebangsaan, politik, dan hukum yang semakin luas.
“Sehingga dengan demikian diharapkan umat Islam akan semakin lebih terbuka dan toleran serta akomodatif terhadap perbedaan. Untuk itu muhammadiyah melihat perlunya dilakukan usaha-usaha serius melalui literasi dan edukasi intensif di lembaga-lembaga pendidikan Islam apakah itu di madrasah, majelis taklim dan pesantren serta pendidikan agama islam di sekolah dan lembaga pendidikan formal yang ada agar apa yang kita cita-citakan bisa terwujud sehingga peran dan kontribusi umat islam ke depan akan tampak semakin nyata,” tandasnya
Lebih lanjut Buya juga menyampaikan bahwa tujuan akhirnya adalah terciptanya Indonesia yang maju dan berkeadilan dimana rakyatnya hidup dengan aman, tentram, damai sejahtera dan bahagia serta menjunjung tinggi akhlak, moral dan budi pekerti yang luhur serta mulia.