SOLO (Panjimas.com) – Sejumlah Tokoh Pergerakan di Solo Hadiri Bedah Buku ‘PKI Musuh Negara’ Karya Usman Amirodin
Puluhan orang hadiri bedah buku yang berjudul ‘PKI Musuh Negara’ karya Usman Amirodin di Gedung Umat Islam, Kartopuran, Serengan, Surakarta, Senin (10/10/2022) malam.
Dalam kesempatan ini, panitia menghadirkan tiga narasumber diantaranya Modrick Sangidoe (Tokoh Mega Bintang), ustadz Alfian Tanjung, Usman Amirodin (Penulis buku). H.M. Sungkar turut hadir sebagai salah satu tokoh saksi sejarah kelam G30 S PKI di Solo yang akan diulas dalam buku tersebut.
Berlangsung diskusi tentang bahaya PKI di Indonesia. Diskusi makin tajam ketika maestro sejarah PKI di Indonesia juga hadir di forum tersebut ustadz Alfian Tanjung ikut memberikan pencerahannya.
Mudrick Sangidu dalam pemaparannya menyinggung bahwa diskusi yang sarat kajian tentang PKI sampailah pada kondisi saat ini bahwa bukan hoak PKI akan bangkit kembali. Bahkan ada sinyal politik yang membahayakan akan membelokkan sejarah PKI Pemerintah agar minta maaf kepada PKI dengan segala konsekuensinya.
“Ini semua terjadi akibat ulah kepemimpinan Presiden Jokowi yang kurang paham sejarah pergerakan PKI. Ini harus dilawan,” ujar Mudrick SM Sangidu.
“Semua kejadian politik yang akan membelokan sejarah dan lebih khusus akan memojokkan Umat Islam harus dilawan,” lanjutnya.
Menurutnya, semua saran, himbauan dan peringatan masyarakat agar Presiden lebih berhati-hati dalam menjalankan roda kelola pemerintahan yang mulai menyimpang dari kiblat bangsa ( sesuai UUD 45 asli dan Pancasila) diabaikan. Maka menurutnya harus ada peringatan lebih keras dan kalau keadaan terus memburuk jangan salahkan ahirnya people power atau Revolusi .
Mudrick, senior Mega Bintang, Tokoh Reformasi 1998 dengan intonasi tinggi penuh semangat terus mengulang-ulang.
“Bahwa keadaan negara semakin amburadul dibawah rezim Jokowi. “Kita harus menggalang kekuatan seluruh Elemen Masyarakat, berfikir bertindak, tidak usah banyak teori, kezaliman dan ketidakadilan yang dipertontonkan oleh rezim saat ini harus kita lawan,” serunya.
Disela-sela memberikan sambutan salah seorang peserta menyergap dan memotong sambutan dengan bertanya kepada Mudrick, “Apakah Bapak Mudrick siap memimpin People Power karena keadaan negara ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Demo demo, Pernyataan Pernyataan Sikap banyak disampaikan oleh elemen masyarakat, tetapi semuanya tidak digubris,” ujar salah satu peserta tersebut.
Mudrick SM Sangidu sesuai naluri politiknya yang sudah tumpah garam pengalamannya dalam sebuah perjuangan, tanpa jeda langsung menjawab pertanyaan tersebut.
“Bismillah, saya siap memimpin People Power bila rakyat menghendaki demi Bangsa dan Negara, dan kita akan galang seluruh elemen masyarakat tanpa membedakan latar belakang mereka, kita butuh persatuan untuk menyelamatkan Indonesia,” ujarnya.
Gedung Umat Islam terasa seperti terguncang penuh semangat oleh para tokoh pergerakan se Solo Raya. Semua tokoh Solo Raya dengan kompak dan gegap gempita menyambut bahwa mereka menyatakan siap bergerak people power bersama pimpinan Bapak Mudrick SM Sangidu.
Selain Mudrick Sangidu, hadir pula tokoh-tokoh pergerakan Solo Raya antara lain KH. Mudzakir (Pengasuh Pondok Pesantren Al Islam Gumuk Solo), ustadz Ali Naharur Surur, tak ketinggalan sejumlah santri dan aktivis pelajar dan mahasiswa turut hadir dalam bedah buku yang berlangsung mulai pukul 19.30 hingga pukul 22.00 tersebut.