SOLO (Panjimas.com) – Pertandingan Liga Indonesia antara Persebaya vs Arema FC pada tanggal 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi sejarah kelam persepakbolaan Indonesia. Pertandingan yang berjalan lancar sampai selesai menjadi duka mendalam disaat suporter yang turun ke lapangan, disambut tindakan berlebihan dari aparat keamanan.
Tindakan represif dalam mengendalikan massa ditambah tembakan gas air mata yang bertubi-tubi membuat suasana yang terkendali menjadi kepanikan dan kericuhan di tribun penonton. Penonton berdesakan turun dari tribun dan berebut keluar dari pintu yang hanya terbuka 1 pintu sehingga menyebabkan korban jiwa tak terhindarkan. Data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur per 6 Oktober 2022 tercatat 131 korban meninggal dunia, termasuk 44 korban anak-anak.
Oleh karena itu, puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Indonesia (API) Solo Raya melakukan aksi solidaritas di depan Balaikota Surakarta, Jum’at (7/10/2022) pukul 13.30 siang. Mereka sembari membentangkan tiga buah spanduk bertuliskan ‘Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, Solidaritas Solo Raya Atas Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang – Jawa Timur, Menuntut Mundur Kapolda Jatim dan Ketua PSSI’.
Agus Junaidi selaku ketua aksi mengatakan bahwa sebuah nilai mahal dari sebuah perhelatan olahraga, tidak ada sepakbola seharga nyawa. Sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan atas yang terjadi di Malang, maka pihaknya menyatakan sikap sebagai berikut :
1. Mewakili seluruh komponen masyarakat Solo Raya mengucapkan turut berduka cita atas musibah yang terjadi, semoga keluarga korban diberi kesabaran dalam menghadapi musibah ini.
2. Meminta semua pihak yang berwenang agar tidak memperkeruh suasana dan mengkambinghitamkan pihak lain untuk menutup-nutupi penyebab utama.
3. Meminta agar tim independen pencari fakta yang dibentuk oleh Presiden bisa bekerja secara profesional, obyektif dan transparan untuk mencari penyebab utama tragedi kemanusiaan ini.
4. Meminta agar aparat penegak hukum, Kepolisian Republik Indonesia untuk secara cermat dan obyektif untuk mengusut tuntas dan memproses hukum semua pihak yang terlibat dalam insiden ini serta memberikan sanksi kepada semua pihak yang terkait.
5. Sebagai wujud komitmen dan pertanggungjawaban dihadapan masyarakat maka kami Meminta agar Kapolda Jawa Timur dicopot dari jabatannya dan meminta agar Ketua PSSI mundur.
7. Meminta agar aparat Kepolisian mengutamakan pendekatan persuasif daripada pendekatan represif, dalam mengawal semua aksi dan mengendalikan massa.