Bandung, Panjimas – Ketua Umum Persatuan Islam (PERSIS) terpilih pada Muktamar XVI, yaitu KH. Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag. menyampaikan khutbah taarufnya di hadapan peserta muktamar, Senin (26/09/22) pagi, di Hotel Sutan Raja Soreang, Kab. Bandung.
Sebagai permulaan khutbah, Ustaz Jeje menyampaikan bahwa momen muktamar kali ini merupakan muktamar yang luar biasa. Muktamar yang dilaksanakan lebih dari 20 jam tersebut merupakan peristiwa penting, khususnya dalam tonggak sejarah perjuangan PERSIS, karena berada pada masa peralihan penghujung abad ke satu menyongsong abad kedua jamiyyah PERSIS.
Selanjutnya, Dr. Jeje menilai bahwa muktamar kali ini adalah muktamar yang penuh harapan dan kepercayaan. Dirinya memandang, amanah di tengah-tengah seluruh muktamirin ini adalah amanah harapan dan kepercayaan.
“Harapan, karena pada satu abad ini kita berharap ada perubahan pula yang signifikan di jamiyyah kita. Harapan bagaimana kita merengkuh kembali masa kejayaan jamiyyah, seperti yang telah ditorehkan pemimpin-pemimpin kita di masa-masa pendirian dan kebangkitan,” ungkapnya.
Ia pun melanjutkan bahwa muktamar ini adalah muktamar kepercayaan, karena banyak figur dan tokoh yang sebetulnya memiliki kualifikasi, kemampuan, dan kesempatan; lebih senior daripada dirnya dari aspek akademik, usia, wawasan, dan jam terbang di dalam kehidupan berorganisasi.
“Karena itulah, amanah kepercayaan yang diberikan kepada saya ini, tidak mungkin saya mengabaikannya. Saya harus menunaikan amanah harapan dan kepercayaan ini dengan totalitas kemampuan yang saya miliki, demi Allah, insyaallah,” tuturnya dengan berkaca-kaca dan disambut tepukan tangan para peserta.
Lebih lanjut ia menyampaikan tekadnya untuk mewujudkan kepemimpinan yang dibangun di atas pelayanan kepada umatnya, bukan ingin dilayani umat.
“Imamulqaum khadimuhu, pemimpin suatu kaum adalah pelayan bagi mereka. Oleh karena itu, saya pun akan memilih tasykil yang siap melayani jamaah, bukan orang yang ingin dilayani oleh jamaahnya, sesuai ikrarnya mewakafkan diri karena Allah melalui jamiyyah ini, tegasnya.
Ditengah optimismenya, Dr. Jeje pun menyadari bahwa amanah yang ia terima dengan rida dan tawakal tersebut juga merupakan musibah besar yang harus ia alami.
Untuk mendukung kelancaran dirinya dalam mengemban amanah sebagai Ketua Umum PERSIS, Dr. Jeje pun berkomitmen untuk menginggalkan aktivitas yang dapat menghambat tugasnya di jamiyyah.
Sebagai penutup, Dr. Jeje mengajak untuk memanfaatkan kesempatan emas ini untuk memupuk dan menanamkan kembali cita-cita besar, sebagaimana yang dipupuk dan ditanam generasi pendahulu PERSIS.
Sumber: Persis.or.id