Digitalisasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Diharapkan Semakin Memudahkan Jemaah Melaksanakan Ibadah
Jakarta, Panjimas – Digitalisasi penyelenggaraan haji semakin di depan mata. Dana investasi patungan (joint fund) yang dibentuk pemerintah Arab Saudi siap mengucurkan pendanaan untuk startup di Indonesia. Khususnya yang siap menghadirkan inovasi dalam penyelenggaraan umrah maupun haji.
Kesiapan pendanaan dari pemerintah Saudi tersebut disampaikan perwakilan Kementerian Komunikasi, Informatika, dan Teknologi Arab Saudi saat berkunjung ke Bali pada Jumat (2/9) lalu. Dalam kunjungan tersebut, mereka melakukan perjanjian kerja sama dengan Yayasan Nexticorn yang dibentuk mantan Menkominfo Rudiantara.
Pada kesempatan tersebut delegasi Kementerian Komunikasi, Informatika, dan Teknologi Saudi menyampaikan pesan dari Menteri Komunikasi, Informatika, dan Teknologi Saudi Abdullah Amer Alswaha. Dia begitu antusias untuk mendanai startup dari penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Dia mengatakan salah satu fokus Saudi adalah mencari startup yang bisa menyiapkan teknologi di bidang penyelenggaraan umrah dan haji. Dengan adanya teknologi tersebut, diharapkan semakin memudahkan masyarakat Indonesia untuk berangkat umrah atau haji.
Pemerintah Saudi memperhatikan sampai saat ini masih sering terjadi penipuan dengan modus pengiriman jamaah umrah. Mereka mengatakan startup di bidang umrah itu tidak semata bertujuan mendulang profit.
Tetapi juga menjalankan tugas mulai membantu masyarakat beribadah umrah dengan aman dan nyaman. Salah satu yang dilirik Saudi untuk penyelenggaraan umrah dan haji adalah tiket.com.
Pengamat haji dari UIN Jakarta Ade Marfuddin mengatakan cepat atau lambat, digitalisasi dalam penyelenggaraan umrah maupun haji tidak bisa dihindarkan. Dia mengatakan digitalisasi ini bukan pada tataran ibadahnya. Tetapi lebih pada persoalan penyelenggaraan atau perjalanannya.
”Misalnya masyarakat bisa berangkat umrah dengan memesan langsung melalui aplikasi. Tanpa harus lewat travel seperti sekarang,” katanya kemarin (4/9).
Menurutnya digitalisasi seperti ini juga menjadi agenda besar di pemerintah Saudi. Apalagi mereka sudah memasang Visi Saudi 2030 dengan menargetkan kunjungan jemaah umrah dan haji besar-besaran.
Meskipun begitu Ade menegaskan digitalisasi penyelenggaraan umrah maupun haji di Indonesia tidak perlu dicap sebagai sesuatu yang menakutkan. Khususnya untuk para biro atau travel umrah.
Dia mengatakan sebagian masyarakat tetap akan membutuhkan keberadaan travel untuk berangkat umrah. Baginya hanya sebagian kecil saja masyarakat Indonesia yang berani berangkat umrah secara mandiri melalui pemesanan langsung.
Ade mengatakan dari sudut pandang bisnis, apapun bentuk atau skema perjalanan umrah bisa dilakukan. Mulai dari cara konvensional melalui travel umrah maupun pemesanan langsung secara online atau digital.
”Yang terpenting adalah bisa menciptakan keamanan, kenyamanan jemaah,” tuturnya
Sumber: jawapos.com