Jakarta, Panjimas – Plt Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Abu Rokhmad menargetkan seluruh guru madrasah mendapatkan pelatihan Kurikulum Merdeka. Hal demikian Abu Rokhmad sampaikan saat membuka Webinar Kurikulum Merdeka Seri 01 yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis.
“Penerapan Kurikulum Merdeka pada madrasah masih berupa piloting dan belum semua menerapkan kurikulum, target tahun depan akan diimplementasikan di seluruh madrasah. Maka seluruh guru madrasah harus terlatih,” ujarnya di Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Abu Rokhmad mengapresiasi webinar ini. Menurutnya, setiap kebijakan baru mengenai pendidikan atau kurikulum, harus dimaknai sebagai ikhtiar memajukan Pendidikan Nasional.
Mengelola pendidikan, Lanjut Abu, membutuhkan kreasi inovasi tiada henti. Oleh karenanya, Kurikulum Merdeka merupakan ikhtiar menyempurnakan kurikulum sebelumnya.
“Kurikulum ini diciptakan berdasarkan perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan juga perkembangan sosial masyarakat yang memang tumbuh dengan sangat cepat,” jelasnya.
“Oleh karena itu, bapak ibu guru yang berada di garda paling depan dalam melaksanakan proses pendidikan dan berhadapan langsung dengan masyarakat, harus terus belajar,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, Abu memperkenalkan aplikasi PINTAR yang digagas Pusdiklat Tenaga Teknis. Beliau menjelaskan pada aplikasi tersebut, terdapat pelatihan-pelatihan yang mendukung kebutuhan pengembangan SDM guru dan juga pegawai lainnya.
“Nantinya para guru juga akan mendapatkan pelatihan-pelatihan mengenai penerapan implementasi Kurikulum Merdeka ini melalui aplikasi diklat online yang sudah dimiliki oleh pusdiklat teknis, melalui aplikasi PINTAR,” terangnya.
Abu berpesan bagi pengelola madrasah untuk melakukan modifikasi dan inovasi yang berkaitan dengan aspek sekolah dengan ciri khas keagamaan.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Imam Safei menanbahkan, seminar ini merupakan bagian dari upaya menjadikan para guru sebagai pembelajar.
“Saya kira dengan terus kita belajar, kita akan mampu merespon isu baru dan kekinian, terutama yang terkait dengan profesi yang kita tekuni,” ujarnya.
“Biarpun hebat dan berjejer gelarnya, kalau kita berhenti belajar kita akan tertinggal,” lanjutnya.
Imam Safei mengibaratkan para guru, widyaiswara, dan pengambil kebijakan sebagai powerbank. “Kita kadang-kadang harus ngecas, kadang-kadang kita harus dicas. Maka perlu adanya pelatihan-pelatihan semacam ini. Ini yang namanya charging akademik,” tukasnya.
Maka, sambung Safei, Pusdiklat Tenaga Teknis melakukan terobosan dan inovasi melalui aplikasi Pintar (Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran). Aplikasi ini berupa MOOC mengenai pelatihan-pelatihan yang menunjang kompetensi pegawai Kemenag.
“Melalui aplikasi Pintar, bapak ibu akan bisa lebih leluasa mengikuti program pelatihan yang ada di Pusdiklat,” pungkasnya.
Kegiatan Webinar ini diikuti lebih dari 500 peserta yang tergabung melalui zoom meeting dan disiarkan Chanel Youtube Pusdiklat Teknis.